Reporter: Recha Dermawan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi telah menunjuk Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara bursa karbon. Hal ini diungkapkan pada Senin (18/9) melalui keterangan resmi yang menyatakan OJK memberikan izin usaha kepada PT Bursa Efek Indonesia.
Kepala Departemen Perizinan Pasar Modal OJK, Luthfy Zain Fuady, menjelaskan bahwa pemberian izin tersebut didasarkan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.
Bursa karbon sendiri dijadwalkan untuk diluncurkan pada 26 September 2023. Bursa ini merupakan tempat di mana perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon berlangsung. Konsep bursa karbon muncul dalam kerangka upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta menangani perubahan iklim.
Baca Juga: Mutuagung Lestari (MUTU) Berkomitmen Dukung Peluncuran Bursa Karbon
Beberapa perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan bursa karbon menurut riset NH Korindo Sekuritas antara lain:
1. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Pertamina Geothermal Energy dan Barito Renewables Energy adalah dua raksasa di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) asal Indonesia, yang termasuk dalam sepuluh besar perusahaan panas bumi terbesar di dunia.
BREN yang akan melakukan IPO segera memiliki 66.67% saham yang dimiliki oleh BRPT, sebuah holding milik Prajogo Pangestu. Yang menarik, PGEO dan BRPT telah mencatat pendapatan dari carbon credit dengan PGEO mencatat USD 747k pada FY2022 dan BRPT mencatat USD 3,573k pada FY2022.
2. PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) dan PT Arkora Hydro Tbk (ARKO): Keduanya merupakan perusahaan yang memiliki portofolio di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). KEEN juga memiliki pembangkit listrik di sektor biomassa dan solar panel.
Baca Juga: BEI Resmi Ditunjuk jadi Penyelenggara Bursa Karbon
PT United Tractors Tbk (UNTR) memiliki saham sebesar 26% di ARKO melalui anak perusahaannya, Energia Prima Nusantara, yang merupakan holding energi terbarukan dari UNTR dan Astra Group. Selanjutnya, TEPCO, operator pembangkit listrik tenaga nuklir, memiliki saham 25% di KEEN.
3. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) dan PT SLJ Global Tbk (SULI): Kedua perusahaan ini bergerak di bidang olahan kayu dan timber. WOOD memiliki konsesi hutan produksi terbatas (HPH) seluas 163,425 hektar dan SULI memiliki 624,725 hektar.
Yang menarik dari SULI adalah terjadinya peralihan crossing nominee pada akhir Juli 2023, dimana pengendali baru SULI adalah Natureverse Inc, sebuah perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang solusi iklim berbasis alam.
Baca Juga: KLHK Gelar Festival Lingkungan, Le Minerale Dorong Wujudkan Ekonomi Sirkular
4. PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU): Perusahaan ini menawarkan jasa verifikasi Gas Rumah Kaca (GRK). Verifikasi GRK bertujuan untuk memastikan bahwa upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengurangi emisi telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News