Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan bursa karbon pada tanggal 26 September 2023. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar.
“Rencananya peluncuran bursa karbon perdana akan dilakukan pada 26 September ini,” ujarnya dalam acara Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca & Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia, Senin (18/9).
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, bursa karbon merupakan peluang yang besar bagi Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan salah satu calon pemain besar nanti karena sumber daya yang melimpah.
Baca Juga: Bursa Karbon Rilis 26 September, Ini Cara Agar Tak Terjadi Greenwashing
“Selain itu, pemerintah juga menargetkan pada tahun 2050 Indonesia bisa mencapai zero emission carbon. Ini juga sebagai bentuk keseriusan pemerintah terkait Paris Agreement,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (18/9).
Bursa karbon juga dinilai akan menguntungkan bagi emiten energi baru terbarukan (EBT) dan emiten lembaga validasi. Sebab, dengan bergabungnya mereka di perdagangan bursa karbon, revenue dari emiten EBT dan emiten lembaga validasi bisa meningkat.
Pertama, ada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Emiten ini bergerak di bidang energi panas bumi dan sudah mencatatkan pendapatan dari kredit karbon di tahun 2016-2020.
Kedua, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang sudah dapat verifikasi dari Verra untuk konservasi hutan mereka. Terlebih, sektor kehutanan harga kredit karbonnya lebih tinggi daripada sektor lain.
Ketiga, PT SLJ Global Tbk (SULI) yang model bisnisnya sama seperti WOOD. Keempat, PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) yang merupakan perusahaan pembangkit listrik dengan EBT, seperti tenaga surya, air, mikrohidro, dan biomassa.
Kelima, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga air dan mikrohidro. Keenam, PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU) yang bergerak di bidang pengujian, inspeksi, dan sertifikasi. MUTU juga sudah berpengalaman di bidang bursa karbon.
“Namun, untuk emiten-emiten penghasil karbondioksida, seperti mining dan industri, tentu beban yang harus dikeluarkan akan bertambah,” paparnya.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, bursa karbon akan menjadi sentimen positif ke pasar saham Indonesia.
Baca Juga: Bursa Karbon Meluncur 26 September, Ini Emiten yang Mendapat Angin Segar
“Bursa karbon ini akan meramaikan perdagangan saham-saham yang terkait dengan perdagangan bursa karbon ini,” ujarnya kepada Kontan, Senin (18/9).
Menurut William, emiten-emiten yang terpengaruh sentimen positif kemungkinan besar cenderung lebih banyak berasal dari sektor energi baru terbarukan (EBT).
William pun merekomendasikan buy untuk PGEO dengan target harga Rp 1.485 - Rp 1.525 per saham.
“Untuk PGEO, disarankan beli saat harga terkoreksi untuk memperkecil risiko,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News