Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Menemani aktivitas Anda di pagi hari ini (20/9), kami menyuguhkan sejumlah informasi hangat di bidang pasar modal. Berikut ini ringkasan berita bursa saham di halaman 4 Harian KONTAN:
Menjaring Saham IPO
Hingga akhir tahun nanti, masih ada pilihan saham anyar di Bursa Efek Indonesia. Dalam empat bulan ke depan, ada sejumlah emiten yang berniat menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di BEI.
Para calon pendatang baru antara lain PT Waskita Beton Precast (WBP), anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), yang menargetkan dana IPO senilai Rp 4 triliun. PT Aneka Gas Industri Tbk juga siap meramaikan bursa. Kemarin, calon emiten ini memulai masa penawaran saham IPO dan akan berakhir pada 22 September. Aneka Gas Industri menetapkan harga IPO senilai Rp 1.100 per saham. Harga ini berada di tengah rentang harga penawaran IPO sebesar Rp 1.000 hingga Rp 1.290 per saham.
Dari menjual 25% setara 766,6 juta saham IPO, Aneka Gas Industri berpotensi meraih dana Rp 843,3 miliar.
Selanjutnya PT Paramita Bangun Sarana (PBS) yang juga sudah menetapkan harga IPO, yakni Rp 1.200 per saham. Alhasil, emiten yang menggarap bisnis konstruksi perkebunan ini bakal meraup Rp 360 miliar. Calon emiten lainnya adalah PT Anugerah Berkah Madani (ABMA Land). Tapi, emiten ini menunda rencana IPO.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Penjualan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) meningkat sepanjang bulan Agustus. Tak hanya penjualan domestik, ekspor semen melonjak saat kondisi domestik tengah kelebihan pasokan.
Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan, ekspor semen SMGR Agustus naik 187% menjadi 86,8 juta ton dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 30,14 juta ton. Akumulasi ekspor SMGR Januari-Agustus naik 4,1% menjadi 360,4 juta ton dari 346,3 juta ton.
Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengakui, memang ada lonjakan penjualan ekspor bulan lalu. Peningkatan permintaan ini berasal dari negara tujuan yang sudah ada. "Kontrak Agustus belum ada negara baru, tapi permintaan naik dari Bangladesh, Filipina, Timor Leste, dan Brunei Darussalam," kata Agung kepada KONTAN, Minggu (18/9).
Potensi Pasar Modal Syariah
Bursa Efek Indonesia (BEI) siap mengembangkan pasar modal syariah. BEI menggandeng otoritas Bursa Malaysia untuk mengintegrasikan perdagangan saham syariah.
Proyek ini ditargetkan berjalan tahun depan. "Rencananya pertengahan tahun depan," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio kepada KONTAN, Senin (19/9).
Kerjasama ini demi memobilisasi nilai pasar ekuitas syariah global yang nyaris US$ 12 triliun. Salah satu bentuk kerjasamanya, mengizinkan pencatatan saham syariah lintas negara (cross listing).
Bukan tanpa alasan kedua pihak berkolaborasi. Sebab, potensinya cukup besar. S&P Global Ratings menilai, industri pasar modal syariah memang diprediksi masih tertekan beberapa tahun ke depan seiring masih melambatnya ekonomi regional dan tren rendah harga komoditas.
Tapi, industri jasa keuangan syariah masih tetap memiliki nilai setara US$ 2 triliun. Selain itu, mengacu MSCI World Islamic Index, kapitalisasi pasar ekuitas syariah mencapai US$ 11,7 triliun.
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA)
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) akan menerbitkan surat utang atau notes dengan nilai maksimum US$ 30 juta. Oversea-Chinese Banking Corporation Limited (OCBC Ltd) akan bertindak sebagai agen penghitungan.
CITA akan menerbitkan surat utang dengan bunga 2,8% per tahun dan jangka waktu dua tahun sejak tanggal penerbitan surat utang. "Tujuan penggunaan dana untuk modal kerja dan refinancing," ujar Yusak Lumba Pardede, Direktur CITA dalam keterbukaan informasi, Senin (19/9).
CITA masih mengejar pembangunan pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit menjadi alumina tahap dua. Emiten ini menargetkan kapasitas pabrik ini mencapai satu juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News