kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Calon emiten cenderung bimbang untuk IPO


Senin, 19 September 2016 / 20:02 WIB
Calon emiten cenderung bimbang untuk IPO


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Periode pertama program tax amnesty dengan bunga yang paling rendah sudah menuju ujungnya. Namun, beberapa insentif yang ditawarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menarik minat perusahaan initial public offering (IPO), sekaligus untuk mengimbangi dana yang masuk ke pasar modal selama implementasi tax amnesty masih sepi peminat.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan data terkait berapa yang sudah crossing. Ia menyimpulkan, saat ini yang memanfaatkan insentif dari BEI masih sedikit.

“Kami belum dapat datanya. Orang Indonesia cenderung baru memanfaatkan ketika last minute. Belum banyak yang memanfaatkan," kata Hamdi di Gedung BEI, Jumat (16/9) lalu.

Perlu diketahui, BEI sebelumnya merasa target menjaring 35 emiten baru pada tahun ini sulit dicapai. Meski belum final, BEI memperkirakan jumlah emiten baru yang akan IPO pada tahun ini sekitar 25 emiten.

Padahal, insentif yang telah diberikan di antaranya diskon biaya transaksi untuk balik nama atau crossing saham hingga 45%, penghapusan kewajiban tender offer khusus peserta amnesti pajak yang memiliki saham di atas 51%, dan diskon 50% untuk pembebasan biaya pencatatan saham perdana (listing fee) yang berlaku sampai Maret 2017 atau sepanjang program tax amnesty.

Namun demikian Hamdi beranggapan bahwa masih sedikitnya realisasi IPO bukan karena insentif yang ada di pasar modal saat ini tidak efektif. Hal ini menurutnya adalah karena pertimbangan untuk IPO tidaklah sekadar masalah biaya. "Kalau perusahaan besar fee bukan masalah besar, banyak pertimbangan lain," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×