Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kami menyuguhkan sejumlah berita bursa saham yang menarik di halaman 2 Harian KONTAN edisi hari ini (11/4). Berikut ringkasannya.
Saham Konstruksi Jeblok
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mencatatkan kenaikan, bahkan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di awal 2017. Tapi, indeks sektor konstruksi, properti, dan real estate justru turun 5,55% di tengah kenaikan IHSG.
Fahressi Fahalmesta, Analis Kresna Graha Securities, menyatakan, sebenarnya sektor konstruksi memiliki fundamental yang baik. "Valuasi sudah murah, hasil relatif bagus, perolehan kontrak juga," kata dia kepada KONTAN, Senin (10/4).
Tambah lagi, anggaran infrastruktur pemerintah tahun ini juga naik menjadi Rp 380 triliun. Cuma, realisasinya masih rendah sejauh ini. "Pemerintah ambisius tapi modal yang dibutuhkan juga besar," ujar Fahressi.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee juga mengatakan, satu-satunya faktor yang mungkin jadi sentimen negatif bagi sektor konstruksi adalah belanja pemerintah yang agak rendah di awal tahun. Alhasil, sektor konstruksi menjadi rawan koreksi. "Namun, saya melihat ini hanya sesaat saja," kata Hans.
Menurut Hans, valuasi dari saham-saham sektor konstruksi masih berada di bawah sehingga tetap ada potensi untuk naik. Karena itu, Hans menyarankan untuk membeli saham-saham konstruksi saat ini. Dia merekomendasikan WIKA, WSKT, PTPP, dan ADHI, dengan target masing-masing Rp 3.000, Rp 3.200, Rp 4.900, Rp 2.700 per saham.
PT Bintraco Dharma Tbk (CARS)
Berbekal dana segar hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO), PT Bintraco Dharma Tbk (CARS) siap menggenjot ekspansi usaha. Emiten diler mobil dan pembiayaan ini meraup dana senilai Rp 260 miliar untuk pengembangan usaha.
CARS berencana memakai 33% dana IPO untuk membangun diler baru berikut fasilitasnya. Lalu, mereka akan menggunakan 33% dana IPO lainnya untuk mengakuisisi diler atau mendirikan anak usaha baru. Sedangkan sisanya bakal digunakan untuk modal kerja, seperti biaya operasional pembelian persediaan mobil dan suku cadang, serta modal kerja untuk pembiayaan konsumen.
"Harapan kami, dalam waktu satu tahun hingga dua tahun ke depan bisa menunjukkan kinerja yang luar biasa untuk CARS," kata Sebastianus H. Budi, Direktur Utama Bintraco Dharma, saat pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin.
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME)
PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) siap berekspansi tahun ini. Pengelola jaringan rumah sakit Omni Hospitals tersebu berencana menambah dua rumahsakit.
Kedua rumahsakit ini akan berlokasi di Pekayon, Bekasi, dan Balikpapan, Kalimantan Timur. "Untuk investasinya, kami menganggarkan investasi untuk satu rumahsakit sebesar US$ 30 juta," kata Hassan Themas, Direktur SAME, Senin (10/4).
Rencananya, Omni Hospitals di Pekayon akan memiliki kapasitas 250 tempat tidur, dengan luas bangunan sekitar 20.000 meter persegi.
Tahun ini, SAME menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 200 miliar. Emiten sektor jasa ini akan menutup kebutuhan dana itu dari pinjaman bank dan rights issue. Tapi, mereka menunggu sampai kondisi pasar lebih baik untuk menggelar rights issue, agar terserap dengan baik.
Menurut Surina, Direktur SAME lainnya, separuh dari anggaran belanja modal 2017 akan digunakan untuk membangun rumahsakit baru di Pekayon. "Sisanya untuk penambahan tempat tidur dan capex lain," ujar dia.
PT Terregra Asia Energy
PT Terregra Asia Energy bakal menambah daftar nama emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di bisnis pembangkit listrik, setelah PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR).
Perusahaan pertama di Indonesia yang fokus mengembangkan energi terbarukan itu akan menggelar initial public offering (IPO), dengan target dana Rp 120 miliar hingga Rp 198 miliar. Mereka berencana menawarkan maksimal 600 juta saham atau 21,43% dari total modal disetor, dengan rentang harga Rp 200 sampai Rp 330 per saham.
Rentang harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) 7,4 kali–12 kali. Mengutip Reuters, PER sektor industri pembangkit listrik di level 13,56 kali. "Sebesar 97% dana hasil IPO untuk penyertaan anak usaha," kata Djani Sutedja, Direktur Utama Terregra Energy, Senin (10/4). Sisanya untuk modal kerja.
Terregra Energy punya dua anak usaha: Terregra Hydro Power (THP) dan Terregra Solar Power (TSP). THP bergerak di pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sementara THP di tenaga surya.
Nah, mayoritas dana IPO untuk penyertaan modal THP. Perusahaan ini tengah menggarap empat PLTA dengan kapasitas 36 megawatt (MW) di Sumatra Utara. Total nilai proyek itu US$ 30 juta–US$ 90 juta. "Kami akan mengkombinasikan dana hasil IPO dan pinjaman," ujar Djani.
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) segera merilis obligasi global berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS). Melalui anak usahanya, TBLA International Pte Ltd, TBLA akan menerbitkan global bond senilai US$ 200 juta atau Rp 2,69 triliun.
Rencana ini menyusul keluarnya persetujuan pemegang saham. "Semua agenda RUPS disetujui," kata ujar Hardy, Sekretaris Perusahaan TBLA, Senin (10/4).
Asal tahu saja, TBLA awal pekan ini mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) dengan dua agenda utama. Pertama, permintaan persetujuan penerbitan global bond. Dan agenda kedua, berisi rencana TBLA untuk memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) terkait penerbitan obligasi global itu.
TBLA segera memulai proses book building obligasi bertenor lima tahun itu dan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading limited (SGX-ST).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News