Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) semakin yakin untuk terus berkembang. Tahun depan, SGRO berencana membangun pabrik kelapa sawit yang kedelapan. Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas 30 ton per jam dan kemudian dapat ditingkatkan menjadi 45 ton per jam.
"Tahun depan kita mempertimbangkan untuk bangun pabrik kelapa sawit baru," sebut Michael Kesuma, Sekretaris Perusahaan SGRO, kepada KONTAN, Kamis, (8/1).
Pabrik tersebut akan berlokasi di Kalimantan Barat. Ia beralasan, ini karena volume pertumbuhan terbesar kelapa sawit SGRO bersumber dari Kalimantan.
Dengan pabrik baru tersebut, kapasitas produksi SGRO akan mencapai 515 ton per jam di 2017. Saat ini, SGRO memiliki 7 pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 485 ton per jam. SGRO juga punya sebuah pabrik sagu dengan kapasitas 100 ton per jam di Kepulauan Riau.
Tahun ini, SGRO menargetkan kenaikan produksi Crude Palm Oil (CPO) sekitar 10% sampai 15%. Angka tersebut sedikit melambat dibanding tahun lalu. Pada 2014, SGRO bisa mencatatkan produksi CPO di angka 15% hingga 20%. Namun Michael merasa, pencapaian SGRO tahun ini tetap lebih baik daripada produksi 2009 sampai 2013 yang cuma naik 3%.
Lebih lanjut, SGRO menargetkan penanaman sekitar 8.000 sampai 15.000 hektar (ha) lahan baru sepanjang tahun 2015. Michael mengungkapkan, penanaman lahan baru di 2014 melebihi 11.000 ha.
Sekadar informasi, SGRO memeluk 400.000 ha landbank yang diperuntukkan bagi penanaman kelapa sawit, sagu, dan karet. Di situ, lahan tertanamnya berjumlah 140.000 hektar. Rinciannya, kelapa sawit berporsi 90% terhadap total lahan, dengan rerata usia tanaman 11 tahun. Kemudian sagu sekitar 6% sampai 7% dan karet 3% hingga 4%.
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menilai, perkiraan investasi pabrik SGRO bisa saja naik seiring melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Namun menurutnya, kenaikan investasi pembangunan pabrik tersebut tak akan membengkak terlalu jauh.
Saham SGRO tutup menghijau 0,98% ke posisi Rp 2.060. David menyarankan hold dengan target harga Rp 2.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News