Reporter: Cipta Wahyana | Editor: Cipta Wahyana
JAKARTA. Bulan September tiba. Sebagian investor, mungkin, mulai sedikit cemas. Pasalnya, banyak investor percaya bulan September merupakan bulan buruk bagi bursa saham. Bahkan, ada istilah September effect.
Ada pula yang menyebutnya Halloween effect karena periode itu sejatinya terjadi antara peringatan Hari Buruh (Labor Day) di awal September dan Halloween yang jatuh di akhir Oktober.
Tentu, bukan tanpa alasan jika kekhawatiran selalu menyergap investor saham global menjelang bulan September. Bulan kesembilan ini meninggalkan catatan buruk dalam statistik historis bursa saham Amerika Serikat (AS), bursa saham yang menjadi kiblat lantai bursa seluruh dunia dalam berpuluh dekade.
Mengutip tulisan kolumnis MarketWatch (marketwatch.com) Mark Hulbert pada 28 Agustus 2008, sejak tahun 1896 atau sejak Dow Jones Industrial Average (DJIA) diciptakan, rata-rata kinerja Dow di bulan September adalah yang terburuk dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Dalam periode 112 tahun, rata-rata kinerja Dow di bulan September adalah -1,13%. Angka ini jelas njomplang jika dibandingkan rata-rata kinerja bulanan Dow dalam periode itu yang positif atau naik 0,75%.
Tak cukup sampai di situ. Selama abad ke-20, rata-rata kinerja Dow di bulan September dalam setiap dekadenya hampir selalu menjadi yang terburuk dibandingkan rata-rata kinerja bulan-bulan lainnya. Praktis, hanya pada periode 1911-1920, rata-rata kinerja Dow selama September lebih tinggi dari bulan-bulan lainnya. Kala itu, rata-rata kinerja bulan September berada di urutan terbaik kedua.
Bukan hanya data statistik membuat imaji bulan September menjadi begitu buruk di mata para investor. Banyak tragedi, krisis ekonomi, dan kejatuhan bursa juga terjadi sekitar bulan September-Oktober.
Masih segar dalam ingatan kita, di bulan September 2008, Lehman Brothers kolaps dan memicu krisis pasar finansial global. Menurut catatan Kontan Online (www.kontan.co.id), di bulan September 2008, Dow merosot sekitar 6%, dari 11.543,55 di akhir Agustus 2008 menjadi 10.850,66 di akhir September tahun itu.
Ini menjadi awal mimpi buruk Wall Street. Sebab, setelah itu Dow terus longsor hingga mencapai angka 6.547,05 pada 9 Maret 2009. Artinya sejak awal September 2008 hingga 9 Maret 2008, Dow anjlok hingga 43,28%.
Sekitar delapan tahun sebelumnya, peristiwa 9/11 juga terjadi di bulan September 2000. Di bulan itu, DJIA merosot 5% dan terus longsor hingga pertengahan Oktober 2000.
Jika kita tarik lagi ke belakang, krisis ekonomi tahun 1998 juga pecah di bulan Agustus dan kemudian memburuk di bulan berikutnya.
Belum cukup? Peristiwa Great Depression juga terjadi di bulan September 1931. Waktu itu, Dow jatuh hingga 30%.
Jika melihat setumpuk catatan kelam itu, tak terlalu mengejutkan jika banyak kalangan menganjurkan agar investor menyingkir dari pasar modal di bulan September.
Tak ada penjelasan ilmiah
Tapi, nanti dulu. Ada fakta yang tak kalah menarik tentang bulan September. Asal Anda tahu, hingga saat ini, belum ada satu ahli, peniliti, profesor , atau siapa pun di seluruh kolong langit yang bisa menemukan penjelasan ilmiah mengapa bursa saham AS cenderung lesu di bulan September.
Menurut Hulbert, pejelasan terbaru yang muncul adalah karena di bulan September, para orang tua di Amerika harus membayar biaya pendidikan anak-anak mereka. Biaya sekolah yang melonjak tinggi memaksa mereka menjual surat berharga, termasuk saham, yang mereka miliki.
Namun, penjelasan ini hanya valid untuk beberapa tahun belakangan, saat biaya pendidikan memang mulai meroket. Tapi, ingat, fenomena pelamahan Dow di bulan September sudah terjadi sejak dahulu kala.
Ada pula yang bilang penyebab September effect adalah karena para broker dan trader berlibur selama musim panas. Namun, pendapat ini juga terpatahkan karena sebagian dari mereka umumnya sudah masuk sebelum Labor Day (pekan pertama September). Jika alasannya kebiasaan tersebut, seharusnya bursa saham anjlok lebih dalam di bulan Agustus.
Anda bisa menemukan segudang penjelasan lainnya lewat jendela Mr. Google. Namun, umumnya, penjelasan-penjelasan itu tak cukup memuaskan. Apalagi, ada masa-masa di mana bursa AS memiliki kinerja cukup baik di bulan September. Hal itu terjadi di bulan September 2006 dan 2007.
Bahkan, setahun lalu, di bulan September 2009, Dow juga membukukan kinerja cukup baik. Kontan Online mecatat, pada 31 Agustus 2009, DJIA berada di angka 9.496,28 dan terus menguat hingga mencapai 9.712,88 pada 30 September 2009. Dus, selama September 2009, Dow justru menguat 2,28%.
Data di Indonesia
Bagaimana di Indonesia? Ternyata, catatan kinerja bursa saham kita di bulan September tak buruk-buruk amat. Menurut riset Kontan Online (www.kontan.co.id), selama periode 1999-2009 ( di luar 2001 karena data tidak tersedia), di bulan September, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rata-rata justru menguat 1,05%.
Dalam periode 10 tahun itu, tercatat ada empat bulan September (40%) yang mencatat IHSG minus atau turun. Sementara, di bulan September sisanya atau 60%, IHSG justru positif atau menguat. Artinya, dalam periode 10 tahun itu, bulan September ternyata justru lebih banyak mendatangkan untung (lihat tabel).
Jadi, bagaimana sebaiknya sikap investor memasuki bulan September ? Tak perlu pusing. Sebaiknya, investor tak terlalu melihat sejarah kelam bursa global di bulan September sebagai dasar untuk menyusun strategi investasi.
Anggap saja bulan September seperti bulan-bulan lainnya. Buat para trader, tetaplah membeli saham ketika Anda melihat masih ada potensi kenaikan harga di saham tertentu. Sebaliknya, jangan ragu menjual jika melihat sinyal yang menunjukkan harga suatu saham akan memasuki tren turun.
Sementara, para investor jangka panjang juga tak perlu ragu mengoleksi saham jika memang Anda yakin emiten tersebut memiliki kinerja solid, prospek yang cerah, dan harganya tak kemahalan.
Satu-satunya peringatan, jangan kaget jika transaksi cenderung sepi. Maklum, banyak investor, manajer investasi, trader, spekulan, dan bahkan copet bursa sedang asyik menikmati libur Lebaran. Hari bursa juga jauh berkurang di banding bulan-bulan sebelumnya. Selamat memasuki bulan September…
Kinerja IHSG bulan September 1999-2009 (sumber data :finance.yahoo.com, diolah):
IHSG | % perub | ||
Tahun | Akhir Agust | Akhir Sept | |
2009 | 2341,54 | 2467,59 | 5,38% |
2008 | 2165,94 | 1832,51 | -15,39% |
2007 | 2194,34 | 2359,21 | 7,51% |
2006 | 1431,26 | 1534,62 | 7,22% |
2005 | 1050,09 | 1079,28 | 2,78% |
2004 | 754,7 | 820,13 | 8,67% |
2003 | 529,68 | 597,65 | 12,83% |
2002 | 443,67 | 419,31 | -5,49% |
2000 | 466,38 | 421,34 | -9,66% |
1999 | 567,03 | 547,94 | -3,37% |
Rata-rata | 1,05% |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News