Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Kamis (24/4/2025), mencatatkan kenaikan selama tiga hari berturut-turut.
Penguatan Wall Street didorong oleh lonjakan saham teknologi, sementara investor mencermati laporan keuangan perusahaan dan mengamati tanda-tanda kemajuan dalam ketegangan tarif antara AS dan China.
Mengutip Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average naik 486,83 poin atau 1,23% ke level 40.093,40. S&P 500 naik 108,91 poin atau 2,03% menjadi 5.484,77, sedangkan Nasdaq Composite menguat 457,99 poin atau 2,74% ke posisi 17.166,04.
Baca Juga: Wall Street Cetak Rekor, Reli Saham Teknologi dan Komentar Powell Jadi Penyokong
Ketiga indeks utama tersebut mencatatkan kenaikan tajam, didorong oleh kinerja kuat saham-saham teknologi besar, terutama yang tergabung dalam kelompok "magnificent seven" yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI).
Penguatan Nasdaq didukung oleh hasil kuartalan ServiceNow yang melampaui perkiraan, berkat permintaan tinggi terhadap perangkat lunak berbasis AI.
Sinyal positif juga datang dari sektor perdagangan internasional. Pemerintah China menyerukan pembatalan tarif AS terhadap produk-produk China.
Seruan ini muncul setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan indikasi bahwa Gedung Putih terbuka untuk meredakan ketegangan perdagangan yang telah mengguncang pasar dalam beberapa pekan terakhir.
“Pelonggaran retorika tarif merupakan salah satu alasan saham chip memimpin penguatan, karena sektor ini telah menjadi sasaran utama dalam sengketa dagang AS-China,” ujar Paul Nolte, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest, Elmhurst, Illinois.
Baca Juga: Wall Street Melemah Setelah Naik Tajam, Imbas Pembalikan Tarif Trump
Ia menambahkan, masih banyak ketidakpastian terkait tarif, dan sebagian besar pelaku pasar masih bertindak dengan asumsi terbatas.
Seiring musim laporan keuangan kuartal pertama yang mencapai puncaknya, dampak ketidakpastian perang dagang terhadap sentimen bisnis dan konsumen mulai terlihat.
Beberapa perusahaan besar, seperti Procter & Gamble, PepsiCo, Chipotle Mexican Grill, dan American Airlines, memangkas atau menarik kembali proyeksi mereka akibat meningkatnya ketidakpastian di kalangan konsumen.
Saham Procter & Gamble turun 3,7%, sementara saham PepsiCo turun 4,9%.
Namun, tidak semua laporan memberikan sentimen negatif. ServiceNow membukukan laba yang melampaui ekspektasi analis berkat permintaan tinggi atas perangkat lunak AI, mendorong sahamnya melonjak 15,5%.
Sementara itu, Hasbro mencatat kinerja di atas ekspektasi berkat kekuatan segmen permainan, yang mengangkat sahamnya sebesar 14,6%.
Baca Juga: Wall Steet Naik Ditopang Kenaikan Saham Teknologi, Investor Cermati Kebijakan Trump
Hingga saat ini, dari 157 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja keuangan, sekitar 74% melampaui ekspektasi. Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba agregat tahunan S&P 500 mencapai 8,9%, naik dari 8,0% pada 1 April, menurut data LSEG.
Dari sisi data ekonomi, pesanan barang tahan lama yang lebih tinggi dari perkiraan serta klaim pengangguran yang stabil menunjukkan ketahanan ekonomi AS.
Saham Alphabet naik dalam perdagangan setelah jam bursa tutup, setelah induk perusahaan Google tersebut melaporkan laba kuartalan yang melampaui estimasi.
Dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500, hanya sektor barang kebutuhan pokok konsumen yang mengalami penurunan. Sektor teknologi mencatat kenaikan terbesar dengan penguatan sebesar 3,5%.
Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 5,84 banding 1. Tercatat 50 titik tertinggi baru dan 30 titik terendah baru.
Baca Juga: Wall Street Melemah di Awal Perdagangan Kamis (23/1) Setelah Lonjakan Hari Sebelumnya
Sementara itu, di Nasdaq, 3.401 saham menguat dan 1.005 saham melemah, dengan rasio saham naik terhadap turun sebesar 3,38 banding 1.
Indeks S&P 500 mencatat empat titik tertinggi baru dan empat titik terendah baru dalam 52 minggu terakhir. Nasdaq Composite mencatat 40 titik tertinggi baru dan 51 titik terendah baru.
Volume perdagangan saham di bursa AS tercatat sebesar 14,95 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata harian sebesar 19,15 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.
Selanjutnya: Daya Beli Melemah, Kredit Modal Kerja Ikut Melambat
Menarik Dibaca: Jadwal KRL Jogja-Solo Jumat 25 April 2025 2025 Menuju Stasiun Palur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News