Sumber: Bloomberg |
NEW YORK. Saham-saham di Amerika Serikat mencetak kenaikan dalam sepekan ini. Walau kemarin ditutup negatif, dua indeks acuan AS masih lebih tinggi ketimbang pekan sebelumnya. Ini berkat serangkaian data ekonomi AS yang menambah optimisme investor.
Semalam, indeks S&P 500 terkoreksi 0,16% dan indeks Dow Jones turun 0,17%. Namun dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya, S&P menanjak 0,6% ke 1.560,70 dan menjadi kenaikannya untuk pekan ketiga. Indeks Dow Jones juga mencatat penguatan untuk pekan keempat dengan membukukan kenaikan 0,8% ke 14.514,11. Indeks yang berisi 30 saham pilihan ini juga telah reli selama 10 hari penuh sampai dengan 14 Maret. Ini reli terpanjangnya sejak tahun 1996.
Boeing Co memimpin penguatan Dww Jones untuk pekan ini. Saham maskapai itu meloncat 6,4% setelah menyatakan bahwa perbaikan standar keamanan pada batere akan memungkinkan Dreamliner 787 untuk beroperasi lagi.
Bank of America Corp. reli 4,1% setelah memenangkan dukungan Federal Reserve untuk membeli kembali sahamnya.
Pasar konsumen dan tenaga kerja Amerika Serikat berada dalam fase penyembuhan, kata Matthew Peron, Head of Active Equity Investing Northern Trust Corp. Chicago.
"Kita lebih tahan dibandingkan sebelumnya. Kita mampu mengatasi pukulan. Orang melihat hal itu dan semakin nyaman karena tak ada lubang di sekitarnya," jelasnya.
Saham-saham AS memang melesat lagi dengan sentimen rilis data ekonomi AS. Data ritel AS Februari tumbuh dua kali lipat dari prediksi. Klaim pengangguran di pekan yang berakhir 9 Maret juga tak disangka-sangka jatuh. Penurunan angka klaim ini sampai ke level terendah sejak pertengahan Januari.
Namun di hari terakhir perdagangan Jumat (15/3) Wall Street tergerus oleh data kepercayaan konsumen Maret yang turun.
Sehari sebelum koreksi ini terjadi, indeks S&P menanjak 2 poin menuju rekor penutupan terbaiknya yang dulu tercipta di Oktober 2007. Indeks Dow memecah rekornya pada 5 Maret, dan sejak itu terus menanjak sampai kemarin.
"Walaupun reli berhari-hari, namun besaran reli itu tidak terlalu hebat. Kenaikannya kecil dan perlahan. Penyebabnya adalah masih ada rasa skeptis yang cukup tinggi terhadap saham dan ini membuat saya percaya bahwa penurunan masih ada," tutur Andrew Slimmon, Managing Director of Global Investment Solutions Morgan Stanley.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News