kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.694.000   -13.000   -0,76%
  • USD/IDR 16.401   5,00   0,03%
  • IDX 6.606   19,09   0,29%
  • KOMPAS100 964   -2,78   -0,29%
  • LQ45 747   -0,24   -0,03%
  • ISSI 206   0,68   0,33%
  • IDX30 388   0,44   0,11%
  • IDXHIDIV20 470   1,92   0,41%
  • IDX80 109   -0,32   -0,29%
  • IDXV30 114   -1,22   -1,06%
  • IDXQ30 127   0,06   0,05%

Sepekan ke depan CPO berpeluang melemah


Senin, 09 November 2015 / 20:39 WIB
Sepekan ke depan CPO berpeluang melemah


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia turut mengangkat harga CPO. Maklum, pelemahan ringgit membuat harga murah sehingga memicu aksi bargain hunting.

Mengutip Bloomberg, Senin (9/11) pukul 18.10 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Januari 2016 di Malaysia Derivative Exchange melonjak 2,2% dibanding penutupan akhir pekan lalu menjadi RM 2.382 per metrik ton.

Pengamat Komoditas SoeGee Futures, Ibrahim mengatakan, melemahnya Ringgit bisa menjadi otot bagi pergerakan CPO. Namun, hal tersebut hanya bertahan sementara. Sedangkan sepekan ke depan, komoditas ini berpeluang melemah.

Ibrahim melihat ada dua fundamental yang dapat menyebabkan harga CPO jatuh, yakni adanya ancaman kenaikan stok CPO Malaysia dan melemahnya permintaan dari India. "Sejauh ini perlambatan ekonomi di India dapat mengakibatkan turunnya permintaan,' ujar Ibrahim.

Adanya beragam data ekonomi, baik dari Eropa, AS dan China dapat menjadi sentimen pergerakan CPO sepekan ke depan. Diantaranya ada data CPI dan PPI serta industrial production China sebagai salah satu negara konsumen CPO terbesar.

Lalu Europe Central Bank (ECB) pekan ini akan memberi testimoni terkait kebijakan ekonomi. Ibrahim menduga ECB akan melanjutkan kebijakan longgar sehingga mendorong perekonomian. Hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi CPO meski tidak secara langsung. Pasalnya, negara - negara di Eropa tidak mengonsumsi CPO melainkan minyak kedelai.

Pada Kamis pekan depan, The Fed akan mengadakan pertemuan dengan The Fed di negara- negara bagian untuk membahas kondisi ekonomi selama tiga kuartal pertama tahun ini. Jika hasil pertemuan kembali menguatkan kenaikan suku bunga bulan Desember mendatang, maka harga CPO terancam kembali melemah.

Memang, potensi kenaikan suku bunga The Fed akhir tahun bisa melambungkan dollar AS dan akhirnya membuat ringgit melemah. "Namun ancaman perlambatan ekonomi negara-negara konsumen CPO menjadi tekanan bagi permintaan," lanjut Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×