kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen-Sentimen Ini Akan Pengaruhi Pergerakan IHSG di Pekan Terakhir Desember 2021


Senin, 27 Desember 2021 / 07:00 WIB
Sentimen-Sentimen Ini Akan Pengaruhi Pergerakan IHSG di Pekan Terakhir Desember 2021


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

"Di samping itu, pelaku pasar juga masih wait and see terkait perkembangan kasus Covid-19 setelah momen liburan Natal dan Tahun Baru 2022," kata Fakhrul. Ia memprediksi, pada pekan terakhir Desember 2021, IHSG akan bergerak cenderung terbatas dengan target akhir tahun di sekitar level 6.600.

Oleh sebab itu, Fakhrul menyarankan investor sebaiknya mengambil sikap wait and see. Meskipun begitu, ada kesepakatan bisnis yang mungkin cukup menarik untuk dipantau, seperti akuisisi PT Link Net Tbk (LINK) oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang kemungkinan bakal diumumkan dalam waktu dekat.

Melihat prospek positif ini, Fakhrul menyarankan pelaku pasar membeli saham EXCL dengan target harga Rp 3.800 per saham. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga mendapat rekomendasi buy dengan target harga Rp 4.250 per saham. Selain memiliki fundametal bisnis yang kuat, TLKM akan diuntungkan dari kenaikan trafik data selama periode liburan Natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, Patrick menyampaikan dua strategi, yakni bagi pelaku pasar yang berorientasi jangka pendek-menengah dan yang memiliki horizon waktu investasi jangka panjang. Untuk investor jangka panjang, penurunan harga yang terjadi dapat dijadikan kesempatan untuk mengakumulasi beli.

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,59% Dalam Sepekan, Saham-Saham Ini Paling Banyak Dijual Asing

Menurutnya, saham sektor perbankan cukup menarik dikoleksi untuk investasi jangka panjang. "Pasalnya, saat terjadi akselerasi pemulihan ekonomi di 2022, maka dana asing akan masuk lewat sektor ini," ucap Patrick. 

Contoh saham-saham yang bisa dilirik adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), dan PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). 

Sementara itu, untuk pelaku pasar yang berorientasi jangka pendek dan menengah, Patrick menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu. Mengingat, kondisi pasar saat ini sedang dalam keadaan yang kurang kondusif. 

Meskipun begitu, trader dapat memanfaatkan volatilitas harga yang terjadi pada saham-saham sektor energi dan industri dasar. Sebut saja PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×