kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen Eksternal Berpengaruh Kuat, Begini Prediksi Kurs Rupiah Pada Kamis (19/10)


Kamis, 19 Oktober 2023 / 06:05 WIB
Sentimen Eksternal Berpengaruh Kuat, Begini Prediksi Kurs Rupiah Pada Kamis (19/10)
ILUSTRASI. Kurs rupiah ditutup melemah 0,09% ke level Rp 15.730 per dolar AS pada perdagangan Rabu (18/10).


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah hanya menguat di awal perdagangan, tetapi ditutup melemah 0,09% ke level Rp 15.730 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/10). Sedangkan kurs rupiah Jisdor melemah 0,08% ke Rp 15.731 per dolar AS.

Sentimen eksternal masih akan mendominasi pergerakan rupiah pada perdagangan Kamis (19/10). Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, data pertumbuhan ekonomi China kuartal III-2023 yang lebih kuat dari ekspektasi kurang mampu mengangkat rupiah. 

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China tercatat sebesar 4,9% year on year (YoY) dari sebelumnya 6,3% YoY, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar 4,5% YoY. 

Untuk Kamis (19/10), Josua memperkirakan rupiah akan menguat terbatas. "Hal ini seiring dengan ekspektasi peningkatan suplai perumahan di AS yang terefleksi dari data housing starts yang diperkirakan meningkat," ucap Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (18/10). 

Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Kuartal III-2023 Diprediksi Defisit, Ini Sebabnya

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, data penjualan retail AS yang tumbuh lebih dari perkiraan pada September 2023 mendorong kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi. Kondisi ini dapat membuat Federal Reserve bersikap hawkish

"Pasar tetap mewaspadai sinyal hawkish dari Kepala The Fed Jerome Powell setelah ia mengisyaratkan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama pada pertemuan The Fed di bulan September lalu," kata Ibrahim. 

Dari dalam negeri, para ekonom memperkirakan neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatat defisit sebesar 0,65% dari PDB pada 2023 dibandingkan dengan surplus 0,99% dari PDB tahun 2022. Penyebabnya, kinerja ekspor hingga akhir tahun diperkirakan akan terus menurun akibat harga komoditas yang rendah. 

Baca Juga: Lesu, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.731 Per Dolar AS Pada Hari Ini (18/10)

Penurunan ekspor juga didorong oleh permintaan global yang belum kuat di tengah inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga. Sementara dampak El Nino terhadap harga pangan global dan risiko konflik Hamas-Israel yang mendorong kenaikan harga minyak dunia di tengah keputusan OPEC+ memangkas produksi minyak cenderung terkendali. 

Josua memprediksi, rupiah akan bergerak menguat terbatas dalam rentang Rp 15.675 per dolar AS-Rp 15.775 per dolar AS pada Kamis (19/10). Sementara Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.710 per dolar AS-Rp 15.770 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×