kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.061   77,63   1,11%
  • KOMPAS100 1.056   15,88   1,53%
  • LQ45 830   13,14   1,61%
  • ISSI 214   1,37   0,65%
  • IDX30 424   7,47   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,82   1,54%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,25   1,62%

Sempat mencapai rekor, kepemilikan asing di SBN turun, apa kata analis?


Jumat, 29 November 2019 / 22:20 WIB
Sempat mencapai rekor, kepemilikan asing di SBN turun, apa kata analis?
ILUSTRASI. Nasabah melakukan pembelian Surat Utang Negara (SUN) ritel Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR008 dengan aplikasi BNI Mobile di Kantor BNI Pusat, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) ritel untuk investor individu secara


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kepemilikan asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) menurun setelah sempat mencapai rekor. Namun, analis memproyeksikan potensi asing masuk ke pasar obligasi masih tinggi karena kondisi fundamental ekonomi dalam negeri stabil.

Data Ditjen Pengelolaan Pembiayan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) mencatat pada 8 November, kepemilikan asing di SBN capai rekor dengan jumlah Rp 1.070 triliun. Saat itu, porsi asing di surat utang pemerintah sebesar 39,14%.

Baca Juga: Penarikan utang SBN meningkat, Wamenkeu sebut sebagai strategi oportunistik

Namun, per Rabu (27/11), kepemilikan asing di SBN terkoreksi ke Rp 1.069 triliun dengan porsi kepemilikan asing turun menjadi 38,68%.

Meski nilai kepemilikan asing di SBN menurun, Adi Gemilang Head of Fixed Income Kisi Asset Management memproyeksikan potensi asing kembali masuk ke pasar SBN cukup tinggi.

Sentimen yang mendukung tidak lain berasal dari stabilnya kondisi makroekonomi dalam negeri, seperti inflasi terjaga di 3,13% secara tahunan.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga diproyeksikan stabil dikisaran Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.100 per dolar AS.

Sementara, neraca perdagangan Oktober surplus US$ 161 juta. Terdapat pula, perbaikan defisit neraca berjalan di kuartal III-2019 sebesar 2,7% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga: Asabri: Investasi Tidak Bermasalah, Semua Sudah dikaji Internal

Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2019 yang sebesar 5,02% juga Adi katakan masih sesuai dengan proyeksi pasar.

Dengan posisi yield seri acuan di 7,08% per Jumat (29/11), Adi menilai secara riil, tawaran yield Indonesia lebih menarik dari India, Thailand dan Filipina. "Ke depan porsi asing di SBN berpotensi meningkat ke 39%-40%, seperti di awal 2018," kata Adi, Jumat (29/11).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×