Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Yield turun
Permintaan SBN yang diproyeksikan makin ramai oleh asing berpotensi buat yield bergerak turun. Dengan begitu kinerja pasar obligasi berpotensi menguat.
Apalagi, dengan adanya aturan PMK No.168/PMK.08/2019 tentang lelang SUN di pasar perdana domestik yang membuka pembelian SUN dalam mata uang rupiah dan valuta asing.
Baca Juga: Mandiri Syariah tingkatkan layanan wealth management
Menurut Adi, beleid tersebut bisa memperluas basis investor. Selain itu, hasil incoming bid lelang berpotensi meningkat karena asing dapat ikut berpartisipasi dengan mudah karena aturan mata uang lebih fleksibel.
Tidak hanya peran asing, langkah Bank Indonesia yang menurunkan giro wajib minimum (GWM) sebesar 5,5% untuk bank konvensional dan 4% untuk bank umum syariah juga berdampak positif ke pasar obligasi.
Adi memperkirakan penurunan GWM bisa menambah likuiditas perbankan sebesar Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun. Likuiditas perbankan yang bertambah berpotensi masuk ke pasar SBN.
Baca Juga: Mandiri Syariah menjaring nasabah yang tajir
Senada Direktur Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan yield berpotensi stabil di 7% pada akhir tahun ini.
"Potensi penguatan pasar obligasi jelang akhir tahun cukup terbuka apalagi setelah suplai surat utang di pasar primer berhenti," kata Ramdhan.
Dengan kondisi makro ekonomi yang stabil dan lelang di pasar primer berhenti, maka investor akan memburu surat utang di pasar sekunder. Namun, yield bisa menurun ke 6,8% pada semester I-2020.
Baca Juga: Kemenkeu batalkan lelang SUN pada Desember, begini penjelasan Sri Mulyani
Menurut Ramdhan potensi penurunan yield datang dari BI yang masih memiliki ruang penurunan suku bunga di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News