kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Selain Konflik Timur Tengah, Ini Sebab Harga Batubara Naik 7,2% Sepekan


Jumat, 19 April 2024 / 22:31 WIB
Selain Konflik Timur Tengah, Ini Sebab Harga Batubara Naik 7,2% Sepekan
ILUSTRASI. Harga batubara kembali merangkak naik pada Kamis (18/4).


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara kembali merangkak naik pada Kamis (18/4). Harga batubara melonjak dalam sepekan perdagangan terakhir. Kenaikan ini imbas dari konflik ketegangan di Timur Tengah dan meningkatnya permintaan sekaligus impor dari China. 

Menurut Bloomberg, Kamis (18/4), harga batubara Newcastle kontrak Juni 2024 di ICE Futures menguat 0,84% ke US$ 143,70 per metrik ton. Harga batubara melonjak 7,2% dalam sepekan. Bahkan, harga batubara telah menguat 11,09% sejak awal tahun.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan, salah satu penyebab kenaikan harga batubara adalah masih berlangsungnya perang di Timur Tengah. Konflik Timur Tengah menyebabkan harga minyak mentah tinggi. Hal ini turut mengangkat harga komoditas energi lain, termasuk batubara 

“Penguatan batubara salah satu penyebabnya adalah ketegangan di Timur Tengah yang membuat harga minyak mentah naik,” kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (19/4). 

Baca Juga: Eskalasi Konflik di Timur Tengah Mengerek Harga Komoditas Energi

Ibrahim menambahkan, sentimen lainnya datang dari Amerika Serikat (AS) yang memberikan sanksi kepada Rusia. Rusia tidak diperbolehkan melakukan ekspor komoditas ke AS. Harga batubara melonjak juga karena peningkatan permintaan dari pembangkit listrik tenaga batubara di China dan lonjakan permintaan dari India.

Ibrahim menyebutkan, impor China untuk semua jenis batubara dari pasar lintas laut mencapai 97,43 juta metrik ton pada kuartal pertama tahun 2024. Permintaan ini naik 16,9% dari 83,36 juta ton pada periode yang sama tahun 2023.

Ditambah, China sudah menerapkan lonjakan izin pembangkit listrik tenaga batubara, sejalan dengan gelombang kekurangan listrik pada tahun 2021.

Baca Juga: Israel Serang Iran, Harga Komoditas Energi Memanas

Ibrahim pun memprediksi, harga batubara akan diperdagangkan di kisaran US$ 140 per ton-US$ 200 per ton hingga akhir kuartal II-2024. 

Namun, Ibrahim bilang, jika perang atau kondisi geopolitik mulai mereda, maka harga batubara akan kembali tertekan ke level US$ 115 - US$ 120 per ton. 

Sedangkan di akhir tahun 2024, harga batubara diprediksi akan kembali naik berada di level US$ 135 per ton, imbas sentimen musim dingin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×