kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor ritel jadi salah satu yang paling tertekan saat PSBB diberlakukan


Sabtu, 12 September 2020 / 06:00 WIB
Sektor ritel jadi salah satu yang paling tertekan saat PSBB diberlakukan


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan segera menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyusul meningkatnya kasus positif Covid-19 di ibukota. Bisnis non-esensial, aktivitas di tempat ibadah, serta pusat hiburan tidak diizinkan untuk dibuka, sementara restoran hanya diperbolehkan untuk melayani take away.

Kebijakan ini sebenarnya sama dengan PSBB pertama yang diterapkan di Jakarta pada bulan Maret 2020 kemarin. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan, satu-satunya perbedaan PSBB ini adalah hotel akan diizinkan untuk dibuka, bersama dengan 11 bisnis vital lainnya yang masih dapat beroperasi dengan kapasitas minimum.

Kesebelas sektor tersebut adalah keuangan, kesehatan, bahan makanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, logistik, hotel, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar dan utilitas umum, serta kebutuhan sehari-hari. Mirae Asset Sekuritas Indonesia menilai, sektor yang paling terpukul (dalam segi pendapatan) ketika ibukota kembali menerapkan PSBB Jakarta antara lain adalah bank, pengecer (ritel), jalan tol, dan otomotif.

Sebab, selama PSBB periode April-Juni 2020, sektor  yang mengalami total arus keluar bersih (net outflow) asing terbesar adalah perbankan, otomotif, dan telekomunikasi.

Baca Juga: Rencana PSBB Jakarta menambah daya tarik investor pada lelang SBSN pekan depan

Senada, Head of Equity Research Danareksa Sekuritas Helmy Kristanto menilai, dampak sektoral akan sangat bergantung pada berapa lama kebijakan PSBB  ketat tersebut akan berlangsung. Menurut dia, sektor ritel, jalan tol, dan transportasi akan menjadi sektor yang paling terkena dampak PSBB. “Sementara sektor barang konsumsi, perusahaan telekomunikasi, dan layanan kesehatan akan tetap tangguh seperti yang terlihat pada kuartal kedua 2020,” tulis Helmy dalam riset, Kamis (10/9).

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, investor lebih baik menghindari dulu saham peritel (retailer) seperti PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). 
“Kalau PSBB total tetap dijalankan, maka jadi sentimen negatif untuk retailers,” ujar William kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9).

Baca Juga: PSBB Jakarta berlangsung dua pekan, dan bisa diperpanjang

Sementara Hariyanto menilai, sektor yang paling minim terpengaruh ketika Jakarta memberlakukan lockdown yang lebih ketat antara lain sektor barang kebutuhan pokok, farmasi, sektor menara (tower), tambang logam, dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Dus, saham-saham top picks Mirae Asset untuk bulan ini meliputi INDF, ICBP, SMGR, AALI, LSIP, TINS, INCO, dan UNTR

Baca Juga: Aset berisiko tertekan sentimen PSBB, rupiah ikut terdepresiasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×