Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Hal lain, ia juga menilai permintaan properti di pinggiran ibu kota akan semakin menggeliat imbas perubahan daya hidup akibat corona, dari yang biasa ke mall kini banyak tinggal di rumah. Kini, perumahan di harga Rp300 juta makin banyak diburu pembeli.
Baca Juga: Masuki semester II-2020, ini deretan saham yang layak untuk dicermati
Faktor pendorong lain, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 % serta tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility menjadi masing-masing 3,5 % dan 5,0 % turut menjadi katalis pendongkrak sektor properti.
Kebijakan new normal yang disambut dengan mulai dibukanya pusat pusat perbelanjaan juga akan membuat emiten yang bergerak di pengembangan mall atau memiliki jaringan mall akan mengalami rebound.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta sebelumnya menyampaikan, salah satu faktor pendorong bagi saham properti yaitu kebijakan pelonggaran moneter. Pendorong lain, developer juga cenderung mengandalkan recurring income, ini akan tetap jadi andalan.
Menurut Nafan, saat ini dari sisi aset, hampir semua pengembang, termasuk PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengalami kenaikan. LPKR mampu meningkatkan aset karena menerapkan sejumlah inovasi di berbagai produk properti, sekaligus juga tetap komitmen melanjutkan setiap proyek, termasuk Meikarta.
Sehingga dalam jangka panjang, LPKR juga memiliki potensi bisnis yang cerah. Dari sisi teknikal fundamental juga kuat. Meski dari sisi trading jangka pendek, menurut Nafan, kurang likuid. Namun, jika ingin mengoleksi untuk jangka panjang, untuk investasi, saham LPKR tetap layak.
Baca Juga: Mayoritas emiten baru catatkan kenaikan harga, begini pendapat analis