Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada bulan Juli 2019, indeks sektor konstruksi dan properti tertekan 2,05%. Selama satu bulan, hanya ada empat dari 14 saham yang bergerak menguat sisanya cenderung tertekan.
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat menjelaskan, dalam jangka pendek pergerakan indeks sektor konstruksi memang sangat dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Jadi, apabila Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan maka sektor properti akan merespon cepat, begitu juga sebaliknya.
Baca Juga: The Fed memangkas suku bunga, ini proyeksi IHSG selanjutnya
Pada bulan Juli lalu, IHSG menguat tipis, bahkan cenderung stagnan yaitu 0,09%. Namun hal ini lebih karena saham-saham dengan kapitalisasi besar seperti BBCA dan BBRI yang menguat. Sedangkan, hampir semua saham second liner turun.
"Kalau di konstruksi yang kapitalisasinya besar hanya PTPP dan WSKT, di luar itu market cap-nya kecil," kata Teguh saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/8).
Baca Juga: Saham-saham sektor konstruksi berpeluang menguat di semester II
Dengan kondisi pasar yang demikian, bagi Teguh penurunan sebanyak 2,05% masih normal. Apalagi melihat kondisi pada semester I-2019 yang masih diwarnai politik panas. Pasar cenderung tertahan, pembangunan infrastruktur berhenti sehingga sektor konstruksi yang dirugikan.