kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor industri dasar selip di belokan terakhir, sektor keuangan jawara 2019


Senin, 30 Desember 2019 / 18:01 WIB
Sektor industri dasar selip di belokan terakhir, sektor keuangan jawara 2019
ILUSTRASI. Meski IHSG hanya naik 1,70%, sektor keuangan melejit 15,22%.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun pada perdagangan terakhir tahun 2019. Senin (30/12), IHSG turun 29,77 poin atau 0,47% ke 6.299,54. Secara year to date, IHSG menguat 1,70%.

Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor keuangan mencatat kenaikan tertinggi sepanjang tahun, mengalahkan sektor industri dasar dan kimia yang turun pada perdagangan terakhir hari ini. Sektor keuangan menguat 15,22% sepanjang 2019. Sedangkan sektor industri dasar dan kimia menguat 14,44%. Sektor dengan kenaikan terbesar ketiga adalah sektor properti dan konstruksi sebesar 12,54%.

Baca Juga: IHSG turun di perdagangan terakhir 2019, menguat 1,69% sepanjang tahun

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan sentimen positif sektor keuangan didorong oleh adanya penurunan bunga. "Tahun ini kan bunganya turun. Selain itu, tahun lalu kan issue-nya non performing loan (NPL) bank agak tinggi tapi di tahun ini bank-bank merestrukturisasinya sehingga kinerja bank pun membaik," kata Hans kepada Kontan.co.id, Senin (30/12).

Beberapa saham yang mengerek tumbuhnya sektor keuangan di antaranya adalah BBCA yang tumbuh 28,8% ytd menjadi Rp 33.475 dan BBRI yang tumbuh 21% ytd menjadi Rp 4.430.

Baca Juga: Barito (BRPT) & Chandra Asri (TPIA) menopang industri dasar dan kimia tahun ini

Kepala Riset Samuel Sekuritas menyebut naiknya sektor industri dasar dan kimia didorong oleh kenaikan saham BRPT sebesar 214,9% ytd menjadi Rp 1.505, TPIA sebesar 75,9% ytd menjadi Rp 10.425, dan POLL sebesar 535,7% ytd menjadi Rp 11.125.

Sementara itu, sektor yang menekan indeks cukup dalam adalah sektor barang konsumen yang tercatat turun 20,11% ytd. Sektor tambang mencetak penurunan terbesar kedua, yakni sebesar 12,83% disusul oleh sektor aneka industri sebesar 12,23%.

Suria menyebut tertekannya sektor barang konsumen dipengaruhi oleh tiga saham yakni, HMSP, GGRM, dan ASII. Ketiga saham ini berkontribusi sekitar 250 point. Tak mengherankan sebab saham-saham rokok menjadi penggerak indeks saham sektor ini.

Baca Juga: Sektor-sektor yang mendorong sekaligus menahan laju IHSG sepanjang tahun

"Saham-saham rokok turun imbas dari adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 23% yang diterapkan per 1 Januari tahun depan dan sebelumnya juga terkena dampak free float," jelas Suria.

Berkaca dari catatan tahun ini, Hans menilai tahun depan justru akan banyak terjadi sentimen positif di berbagai sektor. Hans menyebut sektor keuangan masih akan terus membaik. Sektor properti juga akan membaik dibanding tahun ini karena diprediksi bunga akan turun. Sektor barang konsumen juga diperkirakan akan membaik. Meskipun ada kenaikan cukai rokok, ruang penurunannya dinilai tidak akan sedalam tahun ini yang penurunan sahamnya terjadi akibat respons pasar.

Baca Juga: Ini 6 masalah ekonomi Indonesia di sepanjang 2019

"Tahun depan sepertinya CPO jauh lebih baik. Permintaan akan kembali naik, dan juga dari segi kualitas milik Indonesia sudah B30, jauh lebih baik ketimbang Malaysia yang masih B20," terang Hans.

Hans memperkirakan sektor batubara kemungkinan akan sedikit tertekan sehingga saham-sahamnya perlu diperhatikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×