Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sementara itu, sektor yang menekan indeks cukup dalam adalah sektor barang konsumen yang tercatat turun 20,11% ytd. Sektor tambang mencetak penurunan terbesar kedua, yakni sebesar 12,83% disusul oleh sektor aneka industri sebesar 12,23%.
Suria menyebut tertekannya sektor barang konsumen dipengaruhi oleh tiga saham yakni, HMSP, GGRM, dan ASII. Ketiga saham ini berkontribusi sekitar 250 point. Tak mengherankan sebab saham-saham rokok menjadi penggerak indeks saham sektor ini.
Baca Juga: Sektor-sektor yang mendorong sekaligus menahan laju IHSG sepanjang tahun
"Saham-saham rokok turun imbas dari adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 23% yang diterapkan per 1 Januari tahun depan dan sebelumnya juga terkena dampak free float," jelas Suria.
Berkaca dari catatan tahun ini, Hans menilai tahun depan justru akan banyak terjadi sentimen positif di berbagai sektor. Hans menyebut sektor keuangan masih akan terus membaik. Sektor properti juga akan membaik dibanding tahun ini karena diprediksi bunga akan turun. Sektor barang konsumen juga diperkirakan akan membaik. Meskipun ada kenaikan cukai rokok, ruang penurunannya dinilai tidak akan sedalam tahun ini yang penurunan sahamnya terjadi akibat respons pasar.
Baca Juga: Ini 6 masalah ekonomi Indonesia di sepanjang 2019
"Tahun depan sepertinya CPO jauh lebih baik. Permintaan akan kembali naik, dan juga dari segi kualitas milik Indonesia sudah B30, jauh lebih baik ketimbang Malaysia yang masih B20," terang Hans.
Hans memperkirakan sektor batubara kemungkinan akan sedikit tertekan sehingga saham-sahamnya perlu diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News