kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sejumlah saham big caps kena aksi jual asing, ini rekomendasi CSA Research


Jumat, 28 Desember 2018 / 07:06 WIB
Sejumlah saham big caps kena aksi jual asing, ini rekomendasi CSA Research
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini tercatat sejumlah saham menjadi korban rebalancing portofolio asing. Berdasarkan data RTI, saham-saham yang mengalami net sell asing terbesar sejak awal tahun 2018 hingga 26 Desember 2018 yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Untuk diketahui, asing mencatatkan net sell di kuartal I 2018 sebesar Rp 22,99 triliun dan Rp 19,95 triliun di kuartal kedua. Sedangkan di kuartal III 2018, penjualan bersih asing sebesar Rp 2,95 triliun. Sementara pada kuartal IV hingga minggu lalu sebelum natal asing mencatatkan net buy sebesar Rp 4,68 triliun.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, saham bank banyak dilego pada kuartal I 2018 karena sudah naik sebelumnya. "Adanya sentimen The Fed itu hanya pemicu tambahan untuk terjadinya aksi jual," katanya, Kamis (27/12).

Ia juga bilang, pergerakan saham tidak serta merta hanya berdasarkan faktor fundamental saja. "Apalagi faktor teknikal yang biasanya chart bergerak mengikuti berita atau sentimen yang ada," ujarnya.

Lebih lanjut Reza bilang, salah satu penyebab lainnya ialah sentimen rebalancing portofolio tersebut yang akhirnya berimbas ke pergerakan harga sahamnya. "Biasanya para pengelola dana mencermati adanya perubahan tersebut. Dengan adanya perubahan tersebut maka mereka akan menyesuaikan bobot dalam komposisi portofolionya. Adanya perubahan bobot tentunya memicu terjadinya aksi beli maupun jual," tambahnya.

Dari sisi saham ia merekomendasikan beli saham beberapa saham antara lain sebagai berikut.

1. Beli saham BBRI untuk target jangka panjang di level Rp 4.350 per saham.

2. Beli saham BBNI dengan target harga jangka panjang di level Rp 10.100 per saham.

3. Beli saham UNTR dengan target harga jangka panjang di level Rp 30.500 per saham.

4. Beli saham TLKM dengan target harga jangka panjang di level Rp 4.200 per saham.

5. Beli saham BMRI dengan target harga jangka panjang di level Rp 7.900 per saham.

6. Beli saham ASII dengan target harga jangka panjang di level Rp 9.200 per saham.

7. Beli saham UNVR dengan target harga jangka panjang di level Rp 53.000 per saham.

8. Beli saham BBTN dengan target harga jangka panjang di level Rp 3.030 per saham.

9. Beli saham PGAS dengan target harga jangka panjang di level Rp 2.350 per saham.

10. Beli saham INDF dengan target harga jangka panjang di level Rp 8.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×