kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ini rekomendasi Semesta Indovest untuk saham yang catatkan net sell asing terbesar


Kamis, 27 Desember 2018 / 22:19 WIB
Ini rekomendasi Semesta Indovest untuk saham yang catatkan net sell asing terbesar
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018 ini, tercatat sejumlah saham menjadi korban rebalancing portofolio asing. Berdasarkan data RTI, berikut adalah saham-saham yang mengalami net sell asing terbesar sejak awal tahun 2018 hingga 26 Desember 2018.

Yaitu: saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI),PT Astra International Tbk (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra berpendapat, rebalancing terjadi karena beberapa faktor yaitu bisa dari volume yang turun dan prospek fundamental yang kurang baik.

“Tahun ini memang kurang mendukung untuk TLKM, ASII maupun UNVR karena earning dan margin relatif flat. Sementara PGAS masih cukup solid, begitu pula dengan BBRI, BBTN, BBNI juga relatif cukup bagus sejauh ini dan justru di akhir tahun mulai naik,” ungkapnya.

Aditya melanjutkan bahwa tantangan akan lebih menantang di tahun depan, khususnya untuk sektor perbankan karena likuiditas ketat.

Sementara untuk sektor konsumer, ia bilang akan lebih menarik karena tahun ini turun dan relatif underperform. “Maka ada peluang outperform di tahun depan, PGAS kinerja semakin membaik karena volume gas meningkat, dan proses akuisisi berjalan lancar,” tukasnya.

Lalu untuk UNTR, Aditya mengungkapkan bahwa penjualan tahun depan masih akan cukup solid. “Selain ditunjang oleh penjualan alat berat, segmen konsesi tambang juga masih berperan cukup positif meski akan terjadi koreksi harga batubara,” tambahnya.

Dari sejumlah saham tersebut, Aditya merekomendasikan untuk beli saham UNTR dengan target harga di level Rp 31.000 per saham. Ia juga sarankan untuk beli saham BBRI dengan target harga di level Rp 4.100 per saham.

Lalu ada juga saham BBTN dengan target harga di level Rp 3.100 per saham. Untuk saham PGAS dan saham BMRI, direkomendasikan untuk beli di target harga masing-masing di level Rp 2.400 per saham dan Rp 7.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×