Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seluruh konstituen indeks LQ45 sudah melaporkan kinerja keuangan semester pertama tahun ini. Hanya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang belum merilis laporan keuangan semester pertama 2022.
Mayoritas kinerja emiten yang tergabung dalam indeks LQ45 berhasil mencetak pertumbuhan kinerja pada periode enam bulan pertama tahun ini. Meski demikian, ada pula emiten yang mencatatkan penurunan kinerja pendapatan seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
SMGR membukukan pendapatan sebesar Rp 15,88 triliun sepanjang semester I-2022, nilai tersebut turun 2,03% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 16,21 triliun.
Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Jadi Saham Teknologi Bervaluasi Murah di LQ45, Ini Penyebabnya
Untungnya, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk berhasil meningkat jadi Rp 828,76 miliar, dari semester I-2021 yang sebesar Rp 794,12 miliar.
Selain SMGR, ada beberapa emiten yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan tapi laba bersihnya menurun, di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, sejumlah emiten LQ45 yang membukukan penurunan kinerja tak lepas dari ketidakpastian global mulai dari inflasi, kenaikan tingkat suku bunga, hingga krisis pangan dan energi.
Menurutnya, hal ini tentu akan berimbas negatif pada sektor terkait seperti seperti sektor properti dan teknologi. Nico mencermati, beberapa emiten seperti ICBP dan INDF masih akan mencatatkan kinerja yang positif ke depannya dari segi bisnis maupun sahamnya. Pasalnya, sambung Nico, ICBP dan INDF dapat masuk ke dalam kategori saham yang defensif.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,89% ke 7.072, Sektor Energi Melesat 3,18% Pada Selasa (4/10)
"Oleh sebab itu, kami melihat ICBP dan INDF akan bertahan di tengah ketidakpastian global. Untuk saham lainnya, Kami melihat ada kemungkinan akan terkerek naik karena adanya window dressing di akhir tahun," tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (5/10).
Selain ICBP dan INDF, Nico memandang saham GOTO juga menarik, meskipun memang GOTO terkena dampak dari kenaikan suku bunga serta tidak dapat dipastikan apakah tahun depan sudah mencatatkan profitabilitas atau belum.
Begitu pula dengan prospek HMSP yang masih terlihat baik, meskipun penuh dengan volatilitas.
Meski secara kinerja keuangan turun, ia bilang saham ICBP, INDF, HMSP, dan GOTO masih menarik.
Nico memasang target harga di Rp 11.000 untuk ICBP, INDF dengan target harga di Rp 8.350, dan HMSP dengan target harga di Rp 970.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News