kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia


Sabtu, 23 September 2023 / 08:12 WIB
Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia
ILUSTRASI. Telkomsat memperoleh Hak Labuh Starlink dari Kominfo. Sejumlah Emiten Ini Berpotensi Raup Cuan dari Masuknya Starlink di Indonesia.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Miliarder Elon Musk kabarnya serius melirik pasar Indonesia. Starlink, lini bisnis satelit milik Musk, bahkan disebut-sebut sudah mendirikan perusahaan di Indonesia.

Unit usaha SpaceX ini sudah hadir melalui kerja sama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Duet antara TLKM dengan Starlink sudah terjadi sejak Juni 2022. Kerja sama itu dilakukan melalui anak usaha TLKM, yakni PT Telkom Satelit Indonesia alias Telkomsat.

Pada Juni 2023, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memberikan Satelit Khusus Non Geostationer (NGSO) kepada Telkomsat. Starlink pun digunakan untuk keperluan layanan backhaul Telkom Group.

Baca Juga: Bisnis Internet Nasional Terancam Kehadiran Starlink Milik Elon Musk

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) juga sudah mulai mendekatkan diri dengan Starlink. Namun FREN masuk melalui Smartfren Business dengan berkolaborasi dengan Telkomsat. FREN akan mengembangkan produk solusi teknologi berbasis satelit. Kerja sama ini untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berada di wilayah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) di Indonesia.

 

Di sisi lain, kehadiran Starlink di Indonesia sempat dikhawatirkan akan merebut pangsa pasar sektor telekomunikasi yang sudah ada. Tapi, Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai, kehadiran Starlink sejatinya diperuntukkan bagi segmen B2B bukan untuk ritel atau business to customer (B2C). Sehingga, tidak akan mempengaruhi pangsa pasar.

Steven mencontohkan, di Malaysia dan Filipina, meskipun sudah ada Starlink tetapi operator di kedua negara tersebut masih tetap bisa menjaga pangsa pasar.

Baca Juga: Starlink akan Masuk Indonesia, Ini Komentar Pengamat

"Jadi tidak ada yang terimbas. Justru, emiten telekomunikasi bisa menangkap peluang dengan cara bekerja sama dengan Starlink dengan menyasar daerah 3T," jelas Steven saat dihubungi KONTAN, Jumat (22/9).

Masalahnya, operator telekomunikasi mengincar pasar B2B ke depan lantaran pasar ritel jenuh. Jika Starlink masuk, pertarungan di B2B bakal tambah seru.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×