kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Sejumlah Emiten Gelar Private Placement, Begini Tanggapan Analis


Kamis, 05 Juni 2025 / 06:50 WIB
Sejumlah Emiten Gelar Private Placement, Begini Tanggapan Analis
ILUSTRASI. Tren pencarian dana melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement ramai dilakukan sejumlah emiten. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/08/05/2025


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pencarian dana melalui skema penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement cukup ramai dilakukan oleh sejumlah emiten. Kondisi pasar saham yang masih dipenuhi risiko volatilitas menjadi salah satu alasan bagi emiten untuk menempuh jalur private placement.

Pada Selasa (3/6) kemarin, emiten pengelola restoran KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mengumumkan hasil pelaksanaan private placement. Dalam aksi korporasi ini, FAST menerbitkan sebanyak 533,33 juta saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 150 per saham.

Induk usaha FAST, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), kemudian ambil bagian dalam private placement tersebut sebanyak 266,66 juta saham. Dengan begitu, FAST mendapat suntikan dana dari DNET senilai Rp 40 miliar. Alhasil, porsi kepemilikan saham DNET pada FAST meningkat dari 35,84% menjadi 37,81%.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG di Perdagangan Terakhir Pekan Ini, Kamis (5/6)

Di sisi lain, setelah private placement dilaksanakan, persentase kepemilikan dari masing-masing pemegang saham FAST yang tidak berpartisipasi akan mengalami penurunan (dilusi) sebanyak 11,79%.

Seluruh dana yang diperoleh dari private placement akan dialokasikan FAST untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan ke depan.

Selain FAST, ada emiten yang bergerak di bidang pelayaran, logistik, dan pertambangan, yakni PT Mitra Investindo yang berencana menggelar private placement sebanyak-banyaknya 354,07 juta saham Kelas B dengan nominal Rp 50.

Jumlah saham yang dikeluarkan melalui private placement ini setara 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam MITI.

Pelaksanaan private placement ini perlu mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan MITI pada Kamis (5/6) besok. Private placement MITI berlangsung selama dua tahun sejak RUPSLB menyetujui aksi korporasi ini.

Pihak MITI beralasan, private placement dibutuhkan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dalam rangka pengembangan usaha sekaligus menggali potensi ekspansi di bidang pertambangan mineral strategis silika melalui anak usaha yaitu PT Nusantara Bina Silika (NBS).

Setelah private placement efektif, maka persentase kepemilikan saham dari pemegang saham MITI saat ini akan terdilusi maksimum 9,09%.

Mundur ke pertengahan Mei lalu, PT MNC Land Tbk (KPIG) mengumumkan rencana private placement sebanyak 9,76 miliar saham atau paling banyak 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan. Saham baru yang diterbitkan melalui aksi korporasi ini memiliki nominal Rp 100 per saham.

KPIG menggelar private placement untuk membiayai proyek unggulan mereka yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido City.

Baca Juga: IHSG Naik, Saham-Saham Ini Mencatat Net Buy Terbesar Asing, Rabu (4/6)

Private placement ini berlangsung dalam waktu 2 tahun sejak persetujuan RUPSLB KPIG yang rencananya digelar pada 27 Juni 2025. Dengan adanya private placement, maka para pemegang saham KPIG akan mengalami dilusi sebanyak 9,09%.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga berencana mencari pendanaan melalui skema private placement sebanyak 2,48 miliar saham atau paling banyak 10% dari total saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan.

ENRG akan meminta restu private placement tersebut pada RUPSLB yang digelar pada 26 Juni 2025. Jika disetujui, private placement ini berlangsung dalam jangka waktu dua tahun dari tanggal RUPSLB.

Dana hasil penerbitan saham melalui private placement ini akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan belanja modal ENRG maupun anak usahanya dalam rangka pengembangan bisnis. Para pemegang saham ENRG akan mengalami dilusi kepemilikan saham sebanyak-banyaknya 9,091% seiring adanya private placement.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, alasan utama yang mendorong emiten-emiten tersebut melakukan private placement sangat berkaitan dengan efisiensi dan kecepatan proses. Ketimbang rights issue, private placement memungkinkan emiten untuk memperoleh dana lebih cepat di tengah kondisi pasar saham yang sedang fluktuaktif.

“Emiten tentu akan cenderung memilih opsi yang lebih minim risiko untuk menjaga stabilitas harga saham dan sentimen investor,” ujar dia, Rabu (4/6).

Senada, Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi menyebut, poin plus dari private placement antara lain emiten berkesempatan mengakses pendanaan secara cepat, fleksibel, dan minim risiko gagal atau unsubscribe.

“Minusnya, saham investor lama akan terdilusi, kurang transparan, dan timbul risiko tekanan harga jangka pendek,” kata dia, Rabu (4/6).

Dia menambahkan, di atas kertas private placement bisa berdampak positif bagi harga saham emiten yang bersangkutan. Namun, ini bergantung pada efektivitas penggunaan dana dari aksi korporasi tersebut.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.077,6 di Akhir Sesi Pertama (4/6), MBMA Melonjak 21,55%

Sedangkan menurut Ekky, dampak private placement terhadap harga saham emiten cenderung bervariasi, tergantung pada transparansi tujuan dan efektivitas penggunaan dana yang dihimpun.

Secara historis, banyak emiten yang mengalami kenaikan harga saham dalam jangka pendek usai mengumumkan agenda private placement. Hal ini lantaran investor menganggap private placement sebagai sinyal ekspansi atau perbaikan struktur keuangan emiten.

Kedua analis sepakat tren private placement masih akan berlanjut sampai akhir tahun 2025. Emiten-emiten yang membutuhkan dana segar untuk modal kerja, pelunasan utang, atau hendak berekspansi kemungkinan besar akan melirik skema penambahan modal tersebut.

“Biasanya private placement akan dilakukan oleh emiten yang struktur modalnya tipis, rasio utang tinggi, dan sedang tahap ekspansi,” imbuh Wafi.

Wafi tidak memiliki rekomendasi saham atas emiten-emiten yang menggelar private placement akhir-akhir ini. Sementara Ekky menilai saham ENRG cukup menarik dicermati investor. Dari sisi teknikal, saham ENRG berpotensi bergerak ke area Rp 250—260 per saham dengan target harga di kisaran Rp 300 per saham.

Selanjutnya: Masih Tersedia, Cek Harga Hewan Kurban di Palestina via Lembaga Zakat & Amal Resmi

Menarik Dibaca: Jenius Buka Akses Obligasi Mulai Rp 1 Juta, Sasar Investor Digital Savvy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×