Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah investor masih mencari sinyal pembagian dividen interim memasuki kuartal IV tahun 2023. Meskipun belum dijadwalkan, ada sejumlah emiten yang biasanya membagikan dividen interim di kuartal IV tiap tahun.
Emiten tersebut adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).
Dividen interim dibagikan emiten sebagai dividen sementara yang dibayarkan kepada pemegang saham sebelum pembagian laba tahunan perusahaan dan ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
Baca Juga: Dana Brata (TEBE) akan Bagikan Dividen Interim Total Rp 38,55 Miliar, Simak Jadwalnya
Berdasarkan catatan Kontan, ADRO membagikan dividen interim sebesar Rp 251,28 per saham pada tahun 2022. ASII membagikan dividen interim sebesar Rp 88 per saham pada tahun 2022. BBCA membagikan dividen interim sebesar Rp 35 per saham.
Dividen interim yang dibagikan SIDO pada tahun 2022 sebesar Rp 13,5 per saham. UNVR membagikan dividen interim pada tahun 2022 sebesar Rp 69 per saham. Sementara, GEMS memberikan dividen interim sebesar Rp 0,017 per saham.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, prospek nilai dividen interim tahun 2023 dari saham-saham tersebut diperkirakan tidak akan sebesar dari tahun 2022.
Pasalnya, kinerja dari emiten-emiten tersebut cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan, bahkan penurunan dibanding periode sama tahun lalu (yoy), khususnya di pos penjualan dan laba.
Baca Juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Jumbo Unilever Indonesia (UNVR)
Selain itu, sejumlah saham tersebut telah mengalami kenaikan harga, sehingga nilai dividend yield diperkirakan akan lebih rendah.
“Dividen ASII, ADRO, dan SIDO lebih menarik untuk dicermati, terlebih jika dipertimbangkan dari sisi dividend yield,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (24/9).
Menurut Praska, investor dapat memperhatikan tren harga saham sebagai langkah untuk mencermati momentum dividen interim.
“Jika harga saham belum mengalami kenaikan signifikan, hal tersebut bisa jadi peluang menarik bagi investor untuk menambah kepemilikan,” paparnya.
Selain itu, investor bisa mencermati secara historis bagaimana rasio pembagian dividen terhadap nilai laba bersih per saham alias earning per share (EPS) dari saham-saham tersebut serta besaran dividend yield yang diterima, setidaknya dalam 3 tahun terakhir.
Baca Juga: Unilever Indonesia (UNVR) Akan Bayarkan Dividen Jumbo, Cek Besarannya!
“Khususnya, jika investor ingin membeli di harga saham saat pengumuman pembagian dividen,” ungkapnya.
Praska pun merekomendasikan beli jangka menengah panjang untuk ADRO dan ASII dengan target harga masing-masing Rp 3.150 dan Rp 6.550 per saham.
Lalu, beli jangka pendek untuk SIDO dan UNVR dengan target harga masing-masing Rp 640 dan Rp 4.050 per saham. Untuk BBCA, Praska merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 9.300 per saham.
Sementara itu, pengamat Pasar Modal Teguh Hidayat mengatakan, pembagian dividen interim di kuartal IV biasanya akan dimulai pada bulan November. Terkait nilai, jumlahnya tidak akan sebesar dividen final yang akan dibagikan pada tahun 2023.
Sebagai gambaran, dividen interim ASII pada tahun 2022 sebesar Rp 88 per saham. Sementara, dividen final ASII tahun 2022 sebesar Rp 640 per saham. Hal itu yang membuat sentimen dividen interim akan menaikan harga saham emiten secara signifikan.
“Saham-saham itu akan dilirik, tetapi harganya belum tentu naik signifikan. Sebab, nilai dividen interim juga tidak terlalu besar,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (24/9).
Baca Juga: Apresiasi Pemegang Saham, Sumber Global Energy (SGER) Akan Bagikan Dividen Saham
Investor pun disarankan untuk membeli saham para emiten pembagi dividen interim paling lambat di awal Oktober 2023. “Bisa masuk di awal Oktober, sebelum saham-sahamnya mulai ramai dan harganya naik mendekati tanggal pembagian dividen interim,” paparnya.
Teguh melihat, salah satu emiten yang layak dilirik karena pembagian dividen interim di kuartal IV 2023 ini adalah ASII. Di sisi lain, ada saham BBCA dan ADRO juga yang menarik karena masih mencetak laba yang baik hingga semester I 2023.
Nilai dividen interimnya BBCA diprediksi Teguh bakal naik dibanding tahun lalu. Namun, dividen yield BBCA diprediksi akan kecil, karena sejak awal valuasi sahamnya sudah mahal.
Sementara, ADRO mencetak penurunan laba di semester I 2023, sehingga dividen interimnya tentu akan menurun. “Namun, ADRO pada tahun 2022 mencetak rekor pembagian dividen terbesar sepanjang sejarah,” katanya.
Baca Juga: Dividen Emiten Tambang Diprediksi Turun, Emiten Perbankan Masih Royal
Sehingga, meskipun tahun ini dividen ADRO turun, tetapi jumlahnya masih akan besar. Sayangnya, harga saham ADRO tengah mengalami kenaikan 13,90% selama 3 bulan terakhir.
Untuk ASII, harga sahamnya tengah turun 9,49% dalam 3 bulan terakhir, meskipun kinerja perusahannya masih baik. Sehingga, ASII bisa menjadi pilihan terbaik bagi para investor.
Teguh pun merekomendasikan beli untuk ASII dengan target harga Rp 7.000 per saham. Untuk BBCA dan ADRO, Teguh merekomendasikan hold dengan target harga masing-masing Rp 9.300 – Rp 9.400 per saham dan Rp 3.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News