Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
Pada pekan lalu Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson melakukan manuver politik untuk memuluskan langkahnya membawa Inggris keluar dari Uni Eropa dengan atau tanpa kesepakatan (no-deal).
PM Johnson menetapkan Pidato Ratu Inggris (Queen's Speech) pada 14 Oktober, yang menjadi awal resmi parlemen Inggris kembali aktif. Ini berarti Parlemen Inggris punya waktu sekitar dua minggu membahas proposal Brexit.
Baca Juga: Di luar dugaan, cadangan devisa China naik menjadi US$ 3,107 triliun pada Agustus
Singkatnya waktu pembahasan tersebut, diyakini bakal memberikan kesulitan bagi Parlemen Inggris, untuk mencapai kesepakatan hingga deadline 31 Oktober dan memungkinkan membuat tidak adanya Perjanjian Penarikan (Withdrawal Agreement) yang baru, sehingga secara otomatis no-deal Brexit akan terjadi.
Secara teknikal, secara perlahan-lahan ruang penurunan GBP/USD mulai kembali terlihat pada TF H4, meskipun masih tertahan karena sentimen fundamental dalam negeri.
Indikator stochastic yang tengah bergerak turun, dan tekanan pada MACD di zona positif pun mulai berkurang, tinggal peluang harga untuk melewati area 1.2276 (moving13) untuk melanjutkan penurunan ke 1.2237 dan 1.2207.
Sedangkan untuk peluang kenaikan bisa terjadi jika harga berhasil ditutup di atas 1.2329 terlihat pada TF Daily, jika bertahan di area tersebut, makan bisa membawa GBP/USD ke level 1.2390 dan 1.2451.
Baca Juga: Kekhawatiran hard Brexit memudar, pasangan EUR/GBP melemah
"Indikator stochastic yang masih bergerak naik, dan MACD yang mendekati zona netral, dapat memberi sinyal penurunan pada GBP/USD meskipun bersifat sementara. Namun, RSI sudah di arah turun dengan berada di area 54,4," paparnya.
Untuk perdagangan Senin (9/9) Nanang merekomendasikan sell untuk pasangan GBP/USD. Adapun harga bergerak di kisaran resistance, 1.2450; 1.2390; dan 1.2329. Sedangkan untuk level support 1.2276; 1.2217; dan 1.2215.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News