kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   5,02   0.56%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah data yang dirilis hari ini diramal bakal menekan pairing GBP/USD


Senin, 09 September 2019 / 09:46 WIB
Sejumlah data yang dirilis hari ini diramal bakal menekan pairing GBP/USD
ILUSTRASI. Kurs poundsterling Inggris dan dollar AS


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi

Sementara itu, Data Manufacturing Production biasanya lebih berdampak dibandingkan Industrial Production dan dirilis pada waktu bersamaan. Sektor manufaktur sangat erat hubungannya dengan tenaga kerja, tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran konsumen.

Manufacturing Production kerap dijadikan leading indicator bagi laju perekonomian Inggris pada umumnya, dan sektor ini mempunyai porsi sekitar 80% dari total output produksi di Inggris, oleh karenanya data ini lebih berdampak.

Baca Juga: Nasabah tajir Bank DBS Indonesia tumbuh 36%

Sekedar mengingatkan, Juni lalu output sektor manufaktur Inggris month to month (mtm) mengalami kontraksi 0,2%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yakni koreksi 0,1%, dan capaian bulan sebelumnya yakni tumbuh 1,4%. Sementara untuk basis tahunan (yoy) turun 1,4%, lebih rendah dari prediksi turun 1,1% sekaligus jafi yang terendah dalam 6 bulan terakhir.

Sedangkan untuk sektor industri non-manufaktur (Industrial Production) mtm turun 0,1%, lebih baik dari perkiraan yang akan turun 0,2%. Meskipun begitu, capaian tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat naik 1,2%.

Pada bulan Juni 2019 produk petroleum, kimia, metal dan elektronika mengalami kontraksi, di mana secara yoy turun 0,6%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang naik 0,5%.

Untuk Juli 2019 diperkirakan Manufacturing Production mtm akan kembali turun 0,3% dan secara yoy turun 1,1%, sementara Industrial Production mtm diperkirakan akan turun 0,3% dan yoy turun 1,1%. Hasil rilis yang lebih tinggi dari perkiraan akan cenderung menyebabkan GBP menguat.

Baca Juga: Mewaspadai efek tular korporasi gagal

Di samping itu, Nanang menjelaskan bahwa mata uang poundsterling terbang tinggi dalam dua hari terakhir terhadap dollar AS hingga mencapai level terkuat sejak 29 Juli. Padahal pada Selasa (3/9), mata uang Inggris ini jeblok dan mendekati level terlemah dalam 34 tahun.

"Sempat jatuh di hari Selasa ke level terendahnya berbalik menguat hingga perdagangan kemarin. Gejolak politik di Inggris memberi berkah bagi poundsterling," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×