kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah bursa Asia ditutup di zona merah pada Jumat (13/8)


Jumat, 13 Agustus 2021 / 17:10 WIB
Sejumlah bursa Asia ditutup di zona merah pada Jumat (13/8)
ILUSTRASI. Mayoritas busa saham Asia turun pada perdagangan Jumat (13/8).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas indeks saham Asia Jumat (13/8) ditutup bervariasi dengan kecenderungan turun. Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,14%. Indeks Hang Seng ditutup melemah 0,48%, indeks Shanghai Composite terkoreksi 0,24%, dan indeks Strait Times melemah 0,61%.

Tidak ketinggalan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,160 poin ke level 6.139,492 pada perdagangan Jumat (13/8). Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, koreksi yang melanda bursa Asia terjadi di tengah kekhawatiran atas dampak dari penyebaran varian delta virus Covid-19 dan perubahan regulasi lebih lanjut di China.

Korea Selatan dan Thailand mencatatkan rekor baru jumlah kasus harian terbanyak sepanjang tahun ini. Sementara pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial yang ketat di China telah mencederai sektor pariwisata dan transportasi di negara Tirai Bambu tersebut.

Baca Juga: Jual bersih asing di saham Bukalapak (BUKA) total Rp 2,02 triliun dalam sepekan

Pemerintah China telah mengumumkan rencana untuk memperketat regulasi atas sebagian besar sektor dalam ekonomi, terutama yang berkaitan dengan keamanan nasional dan teknologi serta praktik monopoli pasar. Regulasi yang berkaitan dengan ekonomi digital seperti pinjaman online, artificial intelligence, big data dan cloud computing juga akan ditinjau kembali.

Rencana lima tahun yang berisi 10 poin ini diumumkan secara bersama oleh parlemen (State Council) dan Komite Sentral Partai Komunis dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-100 Partai Komunis China.

Dari sisi makroekonomi, data producer price index (PPI) bulan Juli Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam keluar lebih tinggi dari estimasi dan dibanding periode yang sama tahun lalu alias mencatatkan rekor tertinggi. Hal ini memperkuat pandangan bahwa proses pemulihan ekonomi AS yang berlangsung sangat cepat telah menimbulkan tekanan inflasi yang besar pula.

Baca Juga: Bursa Asia-Pasifik melemah Jumat pagi, saat Dow dan S&P 500 menembus rekor tertinggi

Akibatnya, investor mulai berspekulasi bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan mulai mengurangi program pembelian obligasi (quantitative easing) lebih awal dari yang diperkirakan untuk mendinginkan ekonomi yang overheating

Investor akan menantikan pidato Gubernur The Fed Jerome Powell pada pertemuan tahunan pejabat bank sentral di Jackson Hole, Wyoming pada akhir bulan ini (26-28 Agustus 2021).

Baca Juga: IHSG stagnan pada Jumat (13/8), asing mencatat net buy di saham Bukalapak (BUKA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×