kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Risiko Investasi (CDS) Indonesia Naik, SBN Diyakini Tetap Diburu


Selasa, 17 Juni 2025 / 17:01 WIB
Risiko Investasi (CDS) Indonesia Naik, SBN Diyakini Tetap Diburu
ILUSTRASI. Skor Credit Default Swap (CDS) Indonesia, yang mencerminkan persepsi risiko investasi domestik, menunjukkan peningkatan dalam sepekan terakhir. Namun, pasar Surat Berharga Negara (SBN) tak serta merta bakal merana.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Skor Credit Default Swap (CDS) Indonesia, yang mencerminkan persepsi risiko investasi domestik, menunjukkan peningkatan dalam sepekan terakhir. Namun, pasar Surat Berharga Negara (SBN) tak serta merta bakal merana. 

Pada Selasa (17/6), skor CDS 5 tahun Indonesia berada di level 76,99 bp. Meski dalam sebulan menunjukkan penurunan sebesar 7,32%, dalam sepekan nilainya naik hingga 5,08%. 

Chief Dealer Fixed Income & Derivatives PT Bank Negara Indonesia (BNI), Fudji Rahardjo menyebut kenaikan skor CDS 5 tahun Indonesia dalam sepekan terakhir pada dasarnya merupakan dampak penyesuaian teknikal pasar. 

“Cenderung didorong oleh sentimen dari global, seperti eskalasi perang Timur Tengah, perkembangan perang dagang, serta ketidakpastian suku bunga The Fed yang masih ditahan pada bulan Mei di tengah risiko perlambatan ekonomi AS,” papar Fudji kepada Kontan, Selasa (17/6). 

Baca Juga: SBN Dominasi Penempatan Investasi Industri Asuransi Jiwa pada Kuartal I-2025

Namun, dengan skor di bawah 80 bp, Fudji bilang level saat ini masih cenderung rendah. Artinya persepsi risiko investasi Indonesia masih cukup baik. Dalam kondisi ini, investor institusi, terutama domestik, masih bakal memandang SBN sebagai instrumen yang aman.

Apalagi, SBN juga masih menarik minat investor asing. Data Bank Indonesia masih mencatatkan beli neto sebesar Rp 5,08 triliun di pasar SBN selama transaksi 10–12 Juni lalu. Untuk diketahui, saat itu skor CDS 5 tahun Indonesia masih berada dalam kisaran 73 bp.

Di samping itu, suku bunga global yang menurut Fudji mulai stabil dan relatif bergerak dovish membuat SBN dipandang sebagai instrumen yang lebih prospektif ketimbang instrumen sejenis seperti deposito berjangka. Pun, imbal hasil yang ditawarkan cenderung lebih tinggi.

“SBN 100% dijamin negara sehingga aman dari sisi default risk. Kekurangannya dibandingkan deposito berjangka mungkin dari sisi likuiditas dan nominal investasi,” kata Fudji.

Memang, deposito berjangka lebih mudah dicairkan melalui bank umum, meski tetap dengan memperhitungkan biaya penalti. Di samping itu, nominal minimum deposito cenderung lebih rendah ketimbang deposito berjangka. 

Sentimen di pasar SBN

Untuk jangka pendek, Fudji menilai ada sejumlah sentimen yang dapat diperhatikan untuk mencermati pasar SBN.

Pertama tentunya terkait suku bunga acuan, baik dari Bank Indonesia (BI) yang dapat memengaruhi nilai yield SBN, maupun bank sentral global yang dapat memengaruhi kemampuan bersaing SBN dengan obligasi luar negeri.

Kedua, data inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta situasi dan kebijakan fiskal yang berlaku. Itu menjadi tolak ukur kemampuan negara membayar utang kepada pemegang SBN.

Baca Juga: Minat Investor Terhadap SR022 Seret, Pertanda Apa?

Ketiga, aliran modal asing. Ini berkaitan pula dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang memengaruhi penawaran nilai yield kepada investor asing. 

Keempat, situasi global yang bakal otomatis memengaruhi sentimen pasar. Sebagai aset dengan risiko relatif rendah, SBN memang memiliki potensi diminati lebih banyak investor di tengah situasi yang tak pasti. 

Namun berkaca dari momentum puncak ketegangan tarif pada April lalu, outflow asing dari pasar SBN pada transaksi 8–10 April 2025 saja mencapai Rp 7,84 triliun, menunjukkan sentimen negatif dari global yang memberikan tekanan di pasar SBN. 

Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Mengarah Kemana? (17 Juni 2025)

Menarik Dibaca: Perang Dagang AS-China Mereda, Peluang Berinvestasi di Pasar Obligasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×