Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (17/6). Pelemahan rupiah diperkirakan berlanjut seiring kekhawatiran tensi geopolitik di Timur Tengah yang meningkat dan sikap dovish dari The Federal Reserve (The Fed).
Selasa (17/6), rupiah spot ditutup melemah 0,15% ke Rp 16.290 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.
Berbeda, rupiah Jisdor justru menguat tipis 0,09% ke Rp 16.281 per dolar AS pada hari ini.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah dan mata uang regional pada umumnya melemah terhadap dolar AS karena sentimen risk off di tengah kekhawatiran eskalasi Timur Tengah.
Sebenarnya, pergerakan indeks dolar AS pun terpantau datar pada hari ini.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.290 Per Dolar AS di Hari Ini (17/6), Asia Melemah
Dia memperkirakan, investor masih cenderung wait and see dengan perkembangan seputar Iran-Israel. Sebab, kondisi geopolitik masih penuh ketidakpastian apabila akan meluas, terisolir atau malah meningkat. Bahkan sebagian analis malah memperkirakan Iran akan segera tunduk dan menyetujui kesepakatan nuklir, sehingga masih menjadi tanda tanya.
"Selain itu, investor juga mengantisipasi FOMC besok yang walau diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga, tetapi the Fed diperkirakan akan bernada dovish," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/6).
Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Menurutnya, perkembangan saat ini memberikan sinyal yang beragam sehingga mata uang emerging market seperti rupiah cenderung lebih tidak diuntungkan saat ini.
Sementara itu, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi bilang bahwa suku bunga BI ditahan seiring penundaan pemangkasan suku bunga the Fed.
Sehingga, ruang untuk kembali menurunkan suku bunga dalam waktu cepat menjadi terbatas. Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik global yang berpotensi mendorong ekspektasi inflasi ke depan.
"Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pasar diperkirakan akan mengalihkan fokus pada stabilitas nilai tukar dan pengendalian inflasi ketimbang mendorong pelonggaran moneter agresif dalam jangka pendek," terang Ibrahim.
Dus, ia memperkirakan rupiah akan bergerak melemah di rentang Rp 16.270 - Rp 16.320 per dolar AS. Lukman juga memperkirakan rupiah masih akan melemah terbatas dengan kisaran Rp 16.200 - Rp 16.350 per dolar AS pada perdagangan Rabu (18/6).
Selanjutnya: Risiko Investasi (CDS) Indonesia Naik, SBN Diyakini Tetap Diburu
Menarik Dibaca: Perang Dagang AS-China Mereda, Peluang Berinvestasi di Pasar Obligasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News