kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.301   2,00   0,01%
  • IDX 7.162   44,60   0,63%
  • KOMPAS100 1.043   8,62   0,83%
  • LQ45 802   7,46   0,94%
  • ISSI 232   1,49   0,65%
  • IDX30 417   2,34   0,57%
  • IDXHIDIV20 488   3,07   0,63%
  • IDX80 117   0,88   0,75%
  • IDXV30 120   0,07   0,06%
  • IDXQ30 134   0,97   0,73%

Harga Minyak Anjlok Terdampak Laporan Iran Dorong Gencatan Senjata dengan Israel


Selasa, 17 Juni 2025 / 05:41 WIB
Harga Minyak Anjlok Terdampak Laporan Iran Dorong Gencatan Senjata dengan Israel
ILUSTRASI. Pompa minyak milik IPC Petroleum France terlihat saat matahari terbenam di luar Soudron, dekat Reims, Prancis, 24 Agustus 2022. Harga minyak dunia turun US$ 1 per barel pada Senin akibat laporan bahwa Iran tengah berupaya mendorong gencatan senjata dengan Israel.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia turun sekitar US$ 1 per barel pada perdagangan Senin akibat laporan bahwa Iran tengah berupaya mendorong gencatan senjata dengan Israel. 

Upaya tersebut meningkatkan prospek meredanya konflik dan mengurangi kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan minyak dari kawasan Timur Tengah.

Harga minyak mentah Brent ditutup melemah US$ 1 atau 1,35% menjadi US$ 73,23 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,21 atau 1,66% menjadi US$ 71,77 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Karena Kekhawatiran Pertumbuhan Permintaan dan Penguatan Dolar

Menurut lima sumber yang terdiri dari dua pejabat Iran dan tiga sumber regional, Iran meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk menekan Presiden AS Donald Trump agar menggunakan pengaruhnya terhadap Israel demi tercapainya gencatan senjata. 

Sebagai imbalannya, Teheran dikabarkan siap bersikap lebih fleksibel dalam negosiasi program nuklirnya. Laporan mengenai upaya ini sebelumnya telah dimuat oleh Wall Street Journal.

Analis Mizuho, Robert Yawger, mengatakan para pedagang mulai mengurangi spekulasi bahwa saling serang antara Iran dan Israel akan meluas menjadi konflik regional yang lebih besar dan berisiko terhadap infrastruktur energi. 

Pada Jumat sebelumnya, harga minyak sempat melonjak lebih dari 7% setelah Israel membombardir Iran menyusul tuduhan bahwa Teheran hampir berhasil mengembangkan bom nuklir.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Terdampak Rencana Perundingan Nuklir AS-Iran

Namun, lonjakan harga tersebut membuat pasar masuk ke wilayah jenuh beli (overbought), berdasarkan indikator teknis, kata Rory Johnston, analis energi dan pendiri buletin Commodity Context. 

Ia menambahkan bahwa kenaikan harga sebelumnya didorong oleh arus masuk dana spekulatif besar, yang menjadikan pasar rentan terhadap aksi jual cepat.

“Dalam kondisi seperti itu, pasar sangat mudah terkena likuidasi tajam,” ujar Johnston.

Meskipun terjadi serangan udara antara kedua negara yang juga menyasar infrastruktur energi, fasilitas ekspor minyak utama Iran belum terkena dampaknya. 

“Israel belum menyerang Pulau Kharg, dan itu menjadi perhatian utama saat ini,” kata Yawger, merujuk pada pusat ekspor minyak utama Iran. Ia memperkirakan jika Pulau Kharg diserang, harga minyak bisa melonjak hingga US$ 90 per barel.

Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group menambahkan bahwa arah pergerakan harga akan sangat bergantung pada sejauh mana konflik memengaruhi aliran energi. “Sejauh ini, kapasitas produksi dan ekspor belum terganggu, dan belum ada indikasi bahwa Iran akan menutup Selat Hormuz,” katanya.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok di Tengah Hari Ini (4/6) karena Peningkatan Produksi OPEC+

Di sisi lain, angkatan laut melaporkan adanya peningkatan intervensi elektronik terhadap sistem navigasi kapal komersial di sekitar Selat Hormuz dan Teluk, yang telah mengganggu pelayaran di kawasan tersebut.

Sekitar 18–19 juta barel minyak dan produk turunannya, atau seperlima dari konsumsi minyak global, melewati jalur perairan strategis itu setiap harinya.

Iran, anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), saat ini memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak per hari dan mengekspor lebih dari 2 juta barel minyak serta bahan bakar per hari. 

Menurut para analis, kapasitas cadangan negara-negara OPEC+ untuk meningkatkan produksi guna mengimbangi gangguan suplai setara dengan volume produksi minyak Iran.

Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten BUMN Karya di Tengah Tahun 2025

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat s/d 19 Juni 2025, Rinso Beli 2 Diskon 50%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×