Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Di lain sisi, market maker juga mempunyai kendali atas pergerakan saham-saham ini. “Ketika market maker masih menjaga pergerakkan, tekanan jual tidak begitu banyak karena mungkin sedikit percaya akan prospek,” katanya pada Kontan, Kamis (9/4).
Meski mengalami kenaikan harga saham, ia mengatakan, dari segi prospek emiten-emiten ini juga masih menghadapi tantangan di tengah pandemi Covid-19.
Baca Juga: Perdana melantai di BEI, saham Aesler Grup (RONY) melesat 35%
Bagi pelaku pasar yang menyukai saham-saham baru IPO, Sukarno menyarankan untuk tetap berhati-hati serta memilih saham-saham yang masih mampu bertumbuh, dan tetap memperhatikan tingkat likuiditas hariannya.
Yang tak kalah penting, investor perlu menjauhi saham-saham dengan tingkat fluktuatif yang tinggi.
Sukarno merekomendasikan investor hanya sebatas mengoleksi saham-saham anyar untuk trading jangka pendek pada saat ini. Pasalnya, pelaku pasar harus lebih dulu menunggu hasil kinerja ke depannya.
“Karena dianggap spekulasi jika kita tidak memahami keadaan emitennya,” pungkasnya.
Baca Juga: Cahaya Bintang Medan (CBMF) peroleh Rp 60 miliar dari IPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News