kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sederet saham lapis kedua layak koleksi


Sabtu, 27 Mei 2017 / 14:30 WIB
Sederet saham lapis kedua layak koleksi


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

Saham INDY memiliki PER 3,45 kali. INDY berpeluang mencatat peningkatan kinerja tahun ini. Pendapatan INDY diperkirakan naik dari Rp 10,4 triliun menjadi Rp 11,86 triliun pada 2017.

Nafan mematok target harga TOTL pada level Rp 790 dan Rp 835, target harga HRUM pada level Rp 2.310 dan Rp 2.650, dan target harga INDY pada level Rp 925 dan Rp 1.005. Dia pun merekomendasikan buy untuk saham tiga emiten ini.

Bima Setiaji, analis NH Korindo Sekuritas, menjagokan emiten BNLI dan MDLN. "Ini emiten second liner yang valuasinya masih murah," terang Bima kepada KONTAN.

BNLI memiliki PBV 0,6 kali. Emiten ini proaktif dalam mengelola kualitas aset melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit, dan menjual sebagian dari portofolio kredit macet. Bima merekomendasikan buy untuk BNLI dengan target harga Rp 990.

Sementara MDLN masih menarik lantaran valuasi yang tergolong murah. Kapitalisasi pasar MDLN tercatat Rp 3,5 triliun, masih jauh di bawah NAV landbank yang mencapai sekitar Rp 17,3 triliun.

PER MDLN masih tercatat 3,8 kali. Padahal secara historis, PER MLDN pernah berada di sekitar 7-12 kali. "Bila MDLN mampu mempertahankan kinerja sepanjang 2017, besar kemungkinan harga sahamnya kembali ke valuasi wajar," kata Bima.

Cuma, kalau Anda tertarik membeli saham second liner, perhatikan juga sentimen global. Di antaranya hasil pertemuan KTT OPEC ke-27 di Wina, kemarin. Meski OPEC sudah memutuskan akan melanjutkan pemangkasan produksi minyak, harga minyak tetap cenderung turun. Kemarin (26/5), sejumlah indeks saham di Asia merosot akibat sentimen ini.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin juga berpengaruh. Dari dalam negeri, adan sentimen percepatan program pengembangan infrastruktur pemerintah dan peningkatan kinerja ekspor. "Ekspor komoditas akan menjadi katalis positif bagi emiten," terang Bima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×