kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sederet emiten menggelar rights issue, mana yang paling oke?


Selasa, 11 September 2018 / 17:28 WIB
Sederet emiten menggelar rights issue, mana yang paling oke?
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pasar masih bergerak volatile beberapa emiten menyatakan akan menggelar rights issue. Emiten-emiten ini antara lain PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN), PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD), PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk (IKAI) dan PT Wika Beton Tbk (WTON).

Melalui rights Issue ini, IBFN berharap bisa meraih dana segar Rp 105 miliar dengan harga penawaran Rp 397 per saham. IBFN memilih melakukan rights issue atas dasar kebutuhan penambahan modal. Perusahaan pembiayaan ini akan menggunakan dana hasil penerbitan saham baru untuk modal kerja, seperti biaya overhead kantor, biaya-biaya kepada pihak ketiga seperti utang usaha, pembelian barang-barang modal dan keperluan ekspansi usaha.

Sementara Intekramik Alamsari (IKAI) mengalokasikan dana dari rights issue untuk memperkuat sktuktur permodalan dan juga untuk ekspansi bisnis dengan menambah portfolio anak perusahaan. IKAI menawarkan dana Rp 120 per saham, sehingga IKAI membidik dana segar Rp 463 miliar dalam aksi korporasi ini.

Selanjutnya Visi Telekomunikasi Infrastruktur (GOLD) akan menawakan saham baru dengan harga Rp 550 per saham. GOLD membidik dana Rp 132 miliar dalam penerbitan saham baru. GOLD akan menggunakan dana untuk melakukan konversi utang. Wika Beton akan melakukan rights issues untuk mendongkrak ekuitas, yang rencananya akan dilakukan pada tahun depan.

Valdi Kurniawan, analis Phintraco Sekuritas mengatakan, dana rights issues yang digunakan untuk resturukturisasi utang cukup tepat dilakukan emiten mengingat tingginya volatilitas pasar keuangan global saat ini. Penggunaan dana rights issue untuk ekspansi bahkan lebih baik lagi. "Dana yang digunakan untuk ekspansi juga cukup mungkin dilakukan, karena secara umum indikator-indikator ekonomi domestik cukup solid,” kata Valdi, Senin (10/9).

Valdi menyarankan, dalam menyikapi emiten yang hendak melakukan rights issue, investor harus teliti. Terutama dalam melihat rencana rights issue dan melihat kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Lebih lanjut Valdi menambahkan, jika Investor yakin dengan outlook positif dari penerbitan rights issue, maka investor dapat mengeksekusi hak atau ikut serta dalam pelaksanaan rights issue.

Dari keempat emiten yang bersiap menawarkan saham dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu, Valdi menilai bahwa fundamental WTON adalah yang paling baik. Menurut Valdi, WTON membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 17,20% year on year (yoy) menjadi Rp 160,53 miliar pada semester I dari sebelumnya Rp 136,96 miliar. Pertumbuhan pendapatan mencapai 30,01% menjadi Rp 2,59 triliun. 

Namun dari segi penggunaan dana, Valdi mengatakan bahwa IKAI adalah emiten yang paling menarik. Pasalnya IKAI akan mengalokasikan dana yang diperoleh dari rights issue untuk keperluan ekspansi melalui akuisisi maupun pengembangan lini usaha yang sudah ada.

Sejalan dengan Valdi Kurniawan, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai bahwa WTON dan IKAI adalah emiten yang paling menarik. Nafan mengapresiasi emiten IKAI yang akan melakukan ekspansi bisnis dari dana yang dibidik lewat rights issue

“Emiten yang akan menggunakan dana rights issue untuk keperluan ekspansi cukup menarik, nantinya emiten bisa meningkatkan pendapatan yang berkelanjutan dan selanjutnya berkontribusi untuk laba bersih,” kata Nafan, Senin (10/9). Selanjutnya Nafan meganggap harga penawaran Rp 120 per saham yang ditawarkan oleh IKAI melalui rights issue cukup apik. 

Harga ini cukup murah dibandingkan dengan pergerakan harga saham IKAI selama ini. Sekedar informasi, harga saham IKAI pada Senin (11/9) ditutup pada Rp 160 per saham.

Sementara Nafan menganggap Wika Beton (WTON) menarik, lantaran pendapatan dan laba bersih WTON selalu mengalami kenaikan dari tahun lalu hingga sekarang. Walaupun Wika Beton (WTON) berencana melakukan rights issues pada tahun depan, Nafan mengatakan bahwa hal tersebut tidak menjadi masalah. “Jika harga saham yang ditawarkan pada rights issue tahun depan lebih murah daripada harga saham yang sekarang, tentu hal itu akan menguntungkan investor,” ungkap Nafan.

Nafan merekomendasikan beli saham WTON dengan estimasi target harga jangka menengah hingga jangka panjang di level Rp 500 dan netral IKAI dengan estimasi jangka pendek hingga jangka menengah di level Rp 190.

Valdi merekomendasikan buy IKAI dengan target jangka pendek Rp 180 dan jangka panjang sampai Rp 200. Untuk WTON, Valdi menargetkan harga di kisaran Rp 400-Rp 420 untuk target jangka menengah 2-3 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×