Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
Ke depannya, jika penyebaran COVID-19 masih memberatkan pasar maka saham yang menyentuh level gocap berpotensi semakin banyak. Akan tetapi ketika pasar mulai pulih, saham-saham gocap itu memungkinkan juga untuk terkerek.
Hans Kwee juga berpendapat serupa, saham-saham gocap memiliki peluang untuk terkerek harganya. Faktor pendorongnya beragam mulai dari pasar yang membaik, emiten melakukan perbaikan melalui restrukturisasi, atau emiten melakukan merger.
Asal tahu saja, total saham yang diperdagangkan di bursa mencapai 644 emiten sejauh ni, dengan begitu saham gocap setidaknya mencapai 16,6% dari total saham yang diperdagangkan.
Meskipun persentase saham gocap memungkinkan meningkat, Alfred menilai hal ini tidak akan mempengaruhi minat investor untuk masuk ke pasar saham. Sebab, lanjut Alfred, sifat pasar saham memang seperti itu, tidak semua saham mengalami kenaikan dan ada masa mengalami penurunan.
Baca Juga: Saham-saham bank pelat merah diobral investor asing di tengah kenaikan IHSG
"Dari pasar juga masih punya saham-saham bagus." tambah Alfred. Ia mencontohkan seperti saham blue chips, first liner, saham-saham BUMN dan anak usahanya.
Pendapat serupa disampaikan Hans Kwee, harga saham didorong oleh ekspektasi pasar. Ketika ekspektasi naik maka harga saham juga akan naik begitu pula sebaliknya. Saham gocap dinilai tidak mempengaruhinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News