Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 107 saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mentok di harga Rp 50 pada perdagangan, Jumat (20/3).
Puncak bertambahnya saham gocap terjadi sepanjang bulan Februari 2019, mencapai 28 saham. Adapun sepanjang bulan Maret ini sudah ada 10 saham yang masuk ke saham gocap.
Baca Juga: Pekan depan IHSG berpeluang menguat terbatas
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee melihat bertambahnya saham gocap di awal tahun ini dipicu oleh saham-saham gorengan terkait kasus Jiwasraya. Selain itu, kondisi pasar yang tertekan membuat daftar saham gocap menjadi semakin panjang. "Banyak saham yang turun," kata Hans Kwee ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/3).
Asal tahu saja, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan Jumat (20/3) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi hingga 33,41%.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan, ia tidak memungkiri bahwa pasar yang terkoreksi sepanjang tahun menekan mayoritas harga saham. Tidak mengherankan jika saham yang menyentuh level Rp 50 semakin banyak.
"Dengan market terkoreksi sampai 30% hitung-hitungannya di saham bisa 30% hingga 40%," kata Alfred ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (13/3). Alfred mengamati untuk saham-saham yang menyentuh gocap pada akhir-akhir ini bisa dibilang dipengaruhi oleh tekanan pasar. Akan tetapi, untuk saham yang sudah berada di level Rp 50 sejak awal tahun mayoritas dipengaruhi kasus Jiwasraya.
Baca Juga: Analis: Penguatan IHSG hari ini hanya sementara
Ke depannya, jika penyebaran COVID-19 masih memberatkan pasar maka saham yang menyentuh level gocap berpotensi semakin banyak. Akan tetapi ketika pasar mulai pulih, saham-saham gocap itu memungkinkan juga untuk terkerek.
Hans Kwee juga berpendapat serupa, saham-saham gocap memiliki peluang untuk terkerek harganya. Faktor pendorongnya beragam mulai dari pasar yang membaik, emiten melakukan perbaikan melalui restrukturisasi, atau emiten melakukan merger.
Asal tahu saja, total saham yang diperdagangkan di bursa mencapai 644 emiten sejauh ni, dengan begitu saham gocap setidaknya mencapai 16,6% dari total saham yang diperdagangkan.
Meskipun persentase saham gocap memungkinkan meningkat, Alfred menilai hal ini tidak akan mempengaruhi minat investor untuk masuk ke pasar saham. Sebab, lanjut Alfred, sifat pasar saham memang seperti itu, tidak semua saham mengalami kenaikan dan ada masa mengalami penurunan.
Baca Juga: Saham-saham bank pelat merah diobral investor asing di tengah kenaikan IHSG
"Dari pasar juga masih punya saham-saham bagus." tambah Alfred. Ia mencontohkan seperti saham blue chips, first liner, saham-saham BUMN dan anak usahanya.
Pendapat serupa disampaikan Hans Kwee, harga saham didorong oleh ekspektasi pasar. Ketika ekspektasi naik maka harga saham juga akan naik begitu pula sebaliknya. Saham gocap dinilai tidak mempengaruhinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News