Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
RUPST SCMA kemarin menyetujui pembagian dividen sebesar 80% dari laba tahun buku 2015. Dengan laba Rp 1,54 triliun, SCMA akan membagi Rp 1,23 triliun sebagai dividen atau setara Rp 83 per saham. Emiten media ini membayar dividen interim Rp 55 per saham pada 22 Desember 2015. Sedangkan dividen final Rp 28 per saham.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, pendapatan emiten media pada bulan Ramadan akan cenderung meningkat, sejalan dengan semakin ekspansi emiten di sektor konsumer. "Momentum puasa tentu akan menggenjot secara signifikan pendapatan SCMA," kata Hans.
Kinerja SCMA baru akan terlihat meningkat signifikan pada semester kedua. "Iklan memang sudah membaik sehingga kinerja SCMA relatif membaik, tapi ada sedikit masalah untuk SCMA. Pangsa pasar per April lalu, itu disusul ANTV atau Grup VIVA. SCTV turun hanya 11,1%, sedang RCTI masih naik 10,9% dan ANTV di 15%," lanjutnya.
Hans bilang, target pertumbuhan pendapatan SCMA tahun ini terbilang realistis, di tengah perbaikan kondisi perekonomian Indonesia.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya, mengatakan, bahwa belanja iklan korporasi cenderung meningkat. Tapi masih ada ancaman lain bagi emiten media dalam meraup untung.
Kehadiran iklan di sosial media dan internet bisa menggerus pendapatan emiten media televisi. Apalagi beberapa konten di internet dan sosial media menawarkan harga yang lebih murah atau bahkan gratis.
Kendati demikian, dirinya melihat bahwa televisi lebih efektif untuk menjadi sarana iklan. "Target SCMA tahun ini diharapkan bisa sama dengan tahun lalu, apalagi ada ramadhan, natal, dan tahun baru. Kalau dibilang itu mereka cukup menarik tapi tantangannya cukup banyak dari sosmed," ujarnya.
William menduga, SCMA akan menggenjot belanja modal pada semester II tahun ini seiring dengan realisasi rencana ekspansi. "SCMA lebih cermat untuk menggunakan capex tahun ini," jelas William.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













