kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Schroder Indonesia proyeksikan IHSG pulih akibat window dressing


Selasa, 30 Oktober 2018 / 22:07 WIB
Schroder Indonesia proyeksikan IHSG pulih akibat window dressing
ILUSTRASI. Pasar Modal


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroder Indonesia) optimistis kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sejak awal tahun hingga Selasa (30/10) turun 8,91% akan pulih di akhir tahun hingga tahun depan.

Senior Vice President Intermediary Business PT Schroder Investment Management Indonesia, Adrian Maulana mengatakan aksi window dressing para emiten di akhir tahun akan membuat IHSG ikut pulih.

"Dalam 20 tahun terakhir kinerja IHSG di bulan Desember selalu tumbuh, hanya di tahun 2000 saja IHSG turun itupun hanya 3%, lantas mengapa tidak kondisi IHSG positif di akhir tahun tersebut terulang lagi di tahun akhir tahun ini," kata Adrian, Selasa (30/10).

Begitupun dengan para manajer investasi, di akhir tahun MI juga akan mempercantik kinerja reksadana mereka. Adrian menyebut, Schroder memiliki dana kas yang cukup untuk menunggu katalis positif datang dan mendongkrak kenaikan harga saham.

Sektor yang menurut Adrian menarik setelah melakukan window dressing adalah sektor keuangan. Alasannya, sektor tersebut memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas yang tinggi. Dengan laporan keuangan sektor keuangan yang positif hal tersebut bisa mendongkrak IHSG bergerak positif pula. "Bank terus menjaga pendapatan terus naik di luar pendapatan kredit yang tertekan kenaikan suku bunga," kata Adrian.

Selain itu, Adrian juga melihat sektor otomotif menarik untuk dipilih karena laporan penjualan kendaraan baik di roda empat maupun roda dua meningkat. Di akhir tahun biasanya perusahaan otomotif banyak melakukan promosi.

Sektor yang paling banyak akan menerima dampak positif menurut Adrian adalah sektor konsumsi. Hal ini didukung atas perhelatan pemilihan presiden yang bisa menggenjot daya beli di sektor konsumsi.

Namun, sektor infrastruktur khususnya konstruksi, Adrian lihat ke depan pertumbuhan kinerja masih akan berat. Penyebabnya, sektor ini padat modal dan investasi harus dalam jangka panjang. "Break event point bisa belasan tahun sehingga ini jadi concern pemerintah ditengah berupaya menyembuhkan CAD tetapi pemerintah memiliki kewajiban untuk membangun infrastruktur," kata Adrian.

Selanjutnya, sektor semen menurut Adrian juga akan masih sangat menantang, karena persaingan semakin ketat datang dari perusahaan semen China yang menjual semen dengan harga lebih murah dan berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×