kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saratoga terus memperkuat portofolio investasi


Kamis, 29 Oktober 2015 / 21:31 WIB
Saratoga terus memperkuat portofolio investasi


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) terus mengoptimalkan strategi investasi aktif, disiplin dan terukur sebagai upaya untuk memaksimalkan peluang di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang cukup menantang.

Dalam sembilan bulan di 2015, Saratoga telah menjalankan beberapa inisiatif investasi dengan memperkuat tiga sektor inti perusahaan diantaranya sumber daya alam, infrastruktur dan konsumer.

Di bisnis pembangkit listrik, Saratoga telah mengakuisisi 16,67% saham di PT Batu Hitam Perkasa (BHP), pemegang 5% saham di PT Paiton Energy. Paiton Energy merupakan perusahaan pembangkit listrik yang memiliki lisensi untuk membangun, memiliki dan mengoperasikan pembangkit/tenaga panas batubara yang berlokasi di Paiton Power Plant kompleks di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Paiton mengoperasikan dua unit pembangkit listrik: Unit 7/8 dan unit 3 dengan kapasitas total pembangkit 2,035MW. Investasi Saratoga di PT Paiton Energy sejalan dengan rencana pemerintah untuk membangun pembangkit listrik 35.000MW di Indonesia selama lima tahun ke depan.

Di sektor sumber daya alam, Saratoga memanfaatkan peluang bagi perusahaan lokal untuk mengembangkan aset eksplorasi minyak dan gas tahap awal di Indonesia. Bersama dengan mitra usaha patungan Saratoga, PT Puncak Jaya Berlima, Saratoga telah mendirikan PT Agra Energi Indonesia, perusahaan yang melakukan project tahap awal dalam mengeksplorasi minyak dan gas. Saratoga memiliki 30% saham di perusahaan tersebut.

Presiden Direktur Saratoga, Michael W.P. Soeryadjaya mengatakan Perusahaan melakukan beberapa langkah strategis untuk memaksimalkan setiap peluang dengan menjaga fundamental bisnis tetap berkelanjutan. Strategi investasi yang diterapkan oleh Saratoga juga telah terbukti mampu mempertahankan ketahanan model bisnis perusahaan meskipun perekonomian Indonesia sedang melambat.

Sepanjang Kuartal III 2015, Saratoga telah membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 3,4 triliun. Sementara itu untuk laba kotor meningkat 44% dari Rp 507 Miliar di Kuartal III 2014 menjadi Rp 730 miliar pada periode yang sama tahun ini. Saratoga juga membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada  pemegang saham sebesar Rp 822 miliar, naik 8% dari Rp 762 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Saratoga sangat selektif dan cermat dalam menentukan investasi. Strategi ini telah membuat kinerja perusahaan  positif di tengah-tengah iklim ekonomi yang dinamis dan menantang saat ini, "kata Michael WP Soeryadjaya di Jakarta, Kamis (29/10).

Saratoga mendukung perusahaan investee untuk terus tumbuh sehingga rencana Perusahaan dapat direalisasikan dengan baik. Di sektor Sumber Daya Alam, perusahaan investasi Saratoga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang merupakan perusahaan tambang emas, perak, tembaga dan mineral, berhasil mencatatkan saham perdananya di Bursa efek Indonesia (IPO) pada Juni 2015.

Di bisnis batubara dan energi, Adaro menunjukkan kinerja yang positif dengan mencatat laba sebesar US$ 119 juta selama Semester I 2015, hal ini membuktikan bahwa model bisnis perusahaan tetap solid meskipun kondisi pasar batubara tetap sulit hingga saat ini.

Pertengahan tahun ini, di sektor infrastruktur, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) telah mengoperasikan jalan tol Cikopo – Palimanan (Cipali) sepanjang 116,75 kilometer yang menghubungkan 5 kabupaten di Jawa Barat.

Jalan tol tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi lokal dan nasional, khususnya dengan pemangkasan biaya logistik karena mengurangi waktu perjalanan hingga 2 jam dibandingkan dengan rute sebelumnya yakni jalur Pantura. Berdasarkan data kepolisian, pada musim mudik 2015 sekitar 70% pemudik dari daerah Jabodetabek memilih menggunakan tol Cipali.

"Kami berkomitmen untuk melanjutkan pertumbuhan portofolio investasi dengan fokus dalam memperkuat fundamental perusahaan investasi kami. Kami tetap optimis pada jangka menengah dan jangka panjang prospek perekonomian Indonesia dan melihat tantangan ekonomi saat ini merupakan kesempatan untuk lebih meningkatkan nilai investasi Saratoga”, tutup Michael.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×