CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Sanksi Iran meluncur, lonjakan harga minyak mereda


Selasa, 25 Juni 2019 / 07:44 WIB
Sanksi Iran meluncur, lonjakan harga minyak mereda


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak brent naik tipis pada awal perdagangan Selasa (25/6). Sedangkan harga minyak west texas intermediate (WTI) justru turun tipis. Tapi dalam sepekan terakhir, harga minyak masih menguat.

Pukul 7.29 WIB, harga minyak WTI untuk pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 57,86 per barel, turun tipis 0,07% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 57,90 per barel. Dalam sepekan, harga minyak masih menguat 6,93%.

Harga minyak brent untuk pengiriman Agustus 2019 di ICE Futures naik tipis 0,06% ke US$ 64,90 per barel dari harga kemarin. Sedangkan dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini menguat 4,44%.

Lonjakan harga minyak hari ini mereda setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan sanksi baru kepada Iran. AS membidik sanksi personal kepada pemimpin dan pejabat tinggi Iran sehingga akses keuangan mereka tertahan. Sanksi ini pun melarang siapapun bertransaksi dengan para pejabat Iran.

John Kilduff, partner Again Capital Management mengatakan, premi risiko yang sebelumnya naik akibat tensi AS-Iran mulai melonggar. "Saya memperkirakan, pasar mulai kembali memasukkan faktor kekhawatiran perlambatan ekonomi dan permintaan," kata Kilduff kepada Reuters.

Commerzbank dalam catatan menyebutkan bahwa faktor terpenting yang membebani harga minyak belakangan adalah perlambatan pertumbuhan permintaan minyak global, terutama akibat konflik dagang AS-China. "Kami tidak melihat adanya kesepakatan yang bisa tercapai pada pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping pada KTT G20 akhir pekan," ungkap Commerzbank.

Data manufaktur yang dirilis Federal Reserve Bank of Dallas pun menambah kekhawatiran penurunan permintaan minyak. 

Sementara itu, pasokan cenderung masih rendah. OPEC+ akan bertemu pada 1-2 Juli di Wina, Austria. OPEC+ diperkirakan akan memperpanjang kesepakatan pemangkasan di semester kedua 2019.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×