Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada perdagangan Senin (13/1). IHSG ditutup melemah 1,02% atau turun 71,99 poin ke posisi 7.016,88.
Pelemahan IHSG ini disebabkan oleh ambruknya saham-saham dengan kapitalisasi pasar alias market cap jumbo. Koreksi pada saham-saham big caps ini membuat valuasinya ikut murah.
Misalnya, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang ambles 14,03% dalam setahun terakhir. Contoh lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang anjlok 33,91% dalam setahun ini.
Baca Juga: Saham Valuasi Mahal Laris Manis di Pasar Saham Indonesia, Sinyal Baik atau Buruk?
Kedua emiten itu merupakan perusahaan yang memiliki sepak terjang yang teruji selama menjadi perusahaan terbuka. Keduanya, bahkan memiliki fundamental yang baik dan rajin membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya.
Namun menariknya dua saham itu justru sedang dilego oleh investor. ASII dan BBRI hanya dua contoh dari beberapa emiten big caps lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saham emiten big caps dengan valuasi murah itu justru kalah dengan saham-saham pendatang baru. Seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sahamnya melesat 126,30%.
Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Ini Turun Ke 9.000an, Analis Rekomendasi Beli, Target 12.000
Melesatnya harga saham Grup Barito ini turut mendongkrak valuasi BREN. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Price Earnings Ratio (PER) BREN sebesar 845,52 kali dengan Price Book Value Ratio (PBVR) senilai 125,34 kali.
Contoh lainnya, ada PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang sahamnya yang melambung 265,28% dalam setahun terakhir. Secara valuasi, PER dan PBVR PANI masing-masing mencapai 601,08 kali dan 11,48 kali.