Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham sektor teknologi jatuh di tahun 2022 lalu. Analis memperkirakan, saham sektor teknologi masih belum lepas dari tekanan di 2023.
Sentimen suku bunga menjadi faktor utama tertekannya saham-saham sektor teknologi.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, sampai semester I 2023 saham sektor teknologi diproyeksi masih akan mengalami tekanan. Ini seiring dengan sentimen hawkish dari bank sentral yang masih akan menaikkan suku bunga acuannya dan belum akan menurunkannya sampai akhir tahun.
Namun, setelah semester I diperkirakan saham-saham teknologi ada sedikit perbaikan, seiring perlambatan ekonomi global yang akan memaksa bank sentral untuk bersikap dovish. "Namun itu juga tergantung spesifik emitennya, apakah masih mampu meningkatkan kinerja dan bertahan di saat kondisi ekonomi global sedang tidak kondusif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (30/12).
Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy juga memperkirakan saham sektor teknologi masih akan tertekan. Terlebih belum ada tanda-tanda penurunan suku bunga, bahkan masih akan naik di awal tahun.
"Untuk semester I 2023 menurut kami akan cukup volatile," katanya.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Sektor Batubara yang Diramal Mengempis Tahun Depan
Oleh sebab itu, Paulus menyarankan investor untuk wait and see terlebih dahulu dengan saham sektor teknologi sembari menunggu perkembangan sentimen yang ada. "Untuk sekarang kita masih neutral terhadap sektor teknologi," ujarnya.
Sementara Fajar menyarankan dengan kondisi saat ini sebaiknya investor mengurangi portofolio saham teknologi. Namun, untuk investor yang ingin masuk ke sektor teknologi bisa melirik saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS.
Sebab, Fajar melihat saat ini memiliki valuasi yang cukup menarik dan masih mencatatkan kinerja yang sangat baik di tengah tren kenaikan suku bunga. "Tetap perhatikan sentimen-sentimen dengan memanfaatkan momentum yang tepat, disamping tetap memperhatikan fundamental emiten terkait," paparnya.
Untuk saham teknologi di Indonesia, Infovesta Kapital Advisori berpandangan ,saham EMTK dan MLPL masih menarik diamati. Sebab, memiliki valuasi yang cukup menarik, seiring dengan kinerja yang juga masih tumbuh sepanjang tahun 2022 ini.
"Secara teknikal saham EMTK sedang mengalami donwtrend, investor bisa melakukan strategi buy on weakness (BoW) dengan target harga terdekat di Rp 1.045 dan untuk saham MLPL juga sama BoW target terdekat Rp 119," imbuh Fajar.
Baca Juga: Menyaring Saham-Saham Pilihan LQ45 dan KOMPAS100 Menjelang Rotasi Sektor Tahun 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News