kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Saham-saham ini paling cuan di bulan Oktober, analis sarankan hati-hati


Kamis, 29 Oktober 2020 / 16:10 WIB
Saham-saham ini paling cuan di bulan Oktober, analis sarankan hati-hati
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabnag BRI Syariah Kebun Jeruk Jakarta, Selasa (13/10). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/10/2020.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham mencatatkan kenaikan harga yang signifikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang bulan Oktober 2020. Sepuluh saham dengan peningkatan harga tertinggi itu terkerek antara 61% hingga 188,34%

Mengutip data dari Bloomberg, peningkatan harga saham paling tinggi dialami oleh PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY) hingga 188,34% menjadi Rp 470. Setelahnya disusul oleh PT Bank Permata Tbk (BNLI) hingga 93,97% menjadi Rp 2.250. Ada juga PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) yang naik hingga 82,69% menjadi Rp 95.

Di urutan setelahnya, harga saham PT Bank QNB Indonesia (BKSW) tercatat meningkat 81,16% menjadi Rp 125. PT Armada Berjaya Trans Tbk (JAYA) terkerek 75,34% menjadi Rp 128. PT Nusantara Almazia (NZIA) naik 74,19% menjadi Rp 216 dan PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA)  terkerek 70,76% menjadi Rp 292.

Baca Juga: Mayoritas bursa Asia melemah pada perdagangan Kamis (29/10)

Sementara itu, tiga saham terakhir dengan kenaikan harga  tersignifikan ada PT Cipta Selera Murni Tbk yang meningkat hingga 69,93% menjadi Rp 520, PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS) naik 64,67% menjadi 1.235, dan BAJA terkerek 61,40% menjadi Rp 92.

Kendati mencatatkan cuan tertinggi sepanjang bulan Oktober 2020, analis menyarankan untuk tetap berhati-hati terhadap saham-saham tersebut.

Analis Sucor Sekuritas Indonesia Hendriko Gani mengatakan, investor sebenarnya masih dapat mengikuti tren kenaikan harga beberapa saham. Akan tetap, investor perlu lebih teliti dan menganalisa likuiditas saham-sahamnya. " Karena saham-saham tersebut memiliki likuiditas yang relatif minim," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (29/10).

Hendriko mengamati, di antara kesepuluh saham itu, hanya BRIS dan BNLI yang memiliki sentimen positif. BRIS diwarnai sentimen merger bank syariah. Sedangkan BNLI terdorong rencana Bangkok Bank yang akan menjadikan BNLI sebagai bank buku IV. Sementara untuk saham-saham lain, sebenarnya tidak ada sentimen yang berpengaruh signifikan terhadap harga sahamnya. 

Baca Juga: IHSG diprediksi melemah pada pekan depan, dipicu penurunan bursa global

Analis Panin Sekurtias William Hartanto juga berpendapat, hanya BNLI dan BBRI yang memiliki sentimen positif yang  berpengaruh terhadap pergerakan sahamnya. Sementara kenaikan harga saham yang lain tidak diketahui penyebabnya.

Oleh karena itu, William cenderung menyarankan investor untuk mencermati  saham-saham yang pergerakannya terdorong sentimen positif saja. Akan tetapi menurut William, secara teknikal, saham BRIS terlihat lebih menarik. " Adanya gap pada 1.125 dapat menjadi entry level dan target harga pada Rp 1.500," jelas William kepada Kontan.co.id, Rabu (28/10). 

Walau keduanya berpotensi melanjutkan kenaikan harga, William melihat penguatannya kemungkinan besar terbatas karena dibayang-bayangi profit taking

Aksi ambil untung itu sebenarnya juga membayangi saham-saham lain. Oleh karenanya, ia merekomendasikan hold atau sell saja. Saham-saham dengan kenaikan harga tinggi, apalagi sudah lebih dari 50%, tidak direkomendasikan buy. 

Senada dengan William,  Analis MNC Sekuritas  Herditya cenderung merekomendasikan investor mencermati saham BNLI dan BRIS saja. BNLI bisa spekulatif buy dengan target harga terdekat di sekitar Rp 2.100 dan BRIS dengan target harga terdekat di Rp 1.300. 

Baca Juga: Penyebab laba Gudang Garam (GGRM) merosot 22% di tengah kenaikan pendapatan

Untuk saham lainnya, jika investor tetap tertarik untuk masuk, Herditya menyarankan supaya mencermati pergerakan harga serta volume transaksinya. "Pelaku pasar perlu mewaspadai pergerakan saham-saham tersebut dan jangan terlalu agresif," imbuh Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).

Di sisi lain, Hendriko berpendapat investor masih dapat memanfaatkan tren kenaikan pada pergarakan saham RONY, JAWA, JAYA, dan TNCA. Saham-saham lainnya belum direkomendasikan karena dalam trend reversal.

Menurutnya, investor masih bisa melakukan pembelian pada saham RONY dengan target harga Rp 530 hingga Rp 560, JAWA dengan target harga Rp 100 hingga Rp 105, JAYA dengan target harga Rp 150 hingga Rp 160, dan TNCA dengan target harga Rp 330 hingga Rp 340. 

Selanjutnya: Sido Muncul (SIDO) akan tebar dividen interim pekan depan, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×