Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi
Walau keduanya berpotensi melanjutkan kenaikan harga, William melihat penguatannya kemungkinan besar terbatas karena dibayang-bayangi profit taking.
Aksi ambil untung itu sebenarnya juga membayangi saham-saham lain. Oleh karenanya, ia merekomendasikan hold atau sell saja. Saham-saham dengan kenaikan harga tinggi, apalagi sudah lebih dari 50%, tidak direkomendasikan buy.
Senada dengan William, Analis MNC Sekuritas Herditya cenderung merekomendasikan investor mencermati saham BNLI dan BRIS saja. BNLI bisa spekulatif buy dengan target harga terdekat di sekitar Rp 2.100 dan BRIS dengan target harga terdekat di Rp 1.300.
Baca Juga: Penyebab laba Gudang Garam (GGRM) merosot 22% di tengah kenaikan pendapatan
Untuk saham lainnya, jika investor tetap tertarik untuk masuk, Herditya menyarankan supaya mencermati pergerakan harga serta volume transaksinya. "Pelaku pasar perlu mewaspadai pergerakan saham-saham tersebut dan jangan terlalu agresif," imbuh Herditya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/9).
Di sisi lain, Hendriko berpendapat investor masih dapat memanfaatkan tren kenaikan pada pergarakan saham RONY, JAWA, JAYA, dan TNCA. Saham-saham lainnya belum direkomendasikan karena dalam trend reversal.
Menurutnya, investor masih bisa melakukan pembelian pada saham RONY dengan target harga Rp 530 hingga Rp 560, JAWA dengan target harga Rp 100 hingga Rp 105, JAYA dengan target harga Rp 150 hingga Rp 160, dan TNCA dengan target harga Rp 330 hingga Rp 340.
Selanjutnya: Sido Muncul (SIDO) akan tebar dividen interim pekan depan, simak rekomendasi sahamnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News