Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
Sang presiden direktur Amman Minerals, Alexander Ramlie kekayaannya juga ikut tergerus 5,26%. Ini setara dengan US$ 125 juta atau Rp 2,04 triliun, sehingga tersisa US$ 2,2 miliar atau Rp 35,91 triliun.
Menyusutnya kekayaan dua pucuk pimpinan AMMN itu turut dipengaruhi oleh pelemahan harga sahamnya. AMMN menutup perdagangan Jumat (7/2), dengan melemah 3,51% ke level Rp 6.875.
Menguapnya kekayaan para konglomerat seiring merosotnya harga saham perusahaan yang dipimpin bisa menjadi cerminan bagi investor. Mungkin ada investor yang saat ini portofolionya sedang turun.
Baca Juga: IHSG Perkasa Ditopang Lonjakan Saham Emiten Prajogo Pangestu
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan sejak awal investor ritel seharusnya memahami risiko berinvestasi pada saham yang sudah overvalue dan naik karena alasan spekulasi.
“Dan ketika tidak sesuai dengan harapan maka risikonya bisa terjadi panic selling seperti sekarang ini,” jelas dia kepada Jumat (7/2).
Bagi yang sudah memiliki saham-saham yang tersebut, Ekky menyarankan investor untuk cut loss. Namun rasanya agak sulit karena tekanan jual pada saham Grup Barito saja sangat besar.
Di tengah volatilitas pasar saham, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menyarankan investor untuk menerapkan strategi investasi dengan bijak.
Baca Juga: Saham-Saham Blue Chip Ini Jadi Pemberat IHSG, Cermati Rekomendasi Analis
“Jika fundamental saham dinilai masih kuat, akumulasi bisa menjadi pilihan. Namun kalau tren pelemahan berlanjut, disiplin cut loss tetap diperlukan untuk mengelola risiko,” kata Mifta.
Selanjutnya: BBCA dan BREN Teratas, Intip Saham yang Banyak Dikoleksi Asing di Akhir Pekan
Menarik Dibaca: 6 Kesalahan Desain Interior yang Sering Dilakukan dan Cara Menghindarinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News