Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah grup usaha yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai transaksi yang besar.
Hingga perdagangan Kamis (29/8), total nilai transaksi saham paling besar ditempati Grup BUMN sejumlah 36 emiten yang mencapai Rp 2,9 triliun, kemudian Grup Barito (5 emiten) sebesar Rp 2,5 triliun.
Selanjutnya, ada Grup Djarum (6 emiten) sebesar Rp 566,6 miliar, Grup Salim (14 emiten) sebesar Rp 527,2 miliar, Grup Saratoga/Adaro (11 emiten) sebesar Rp 518,1 miliar, dan Grup Astra (6 emiten) sebesar Rp 337,2 miliar.
Baca Juga: Analis Revisi Target Saham Bumi Serpong (BSDE), Simak Seperti Apa Rekomendasinya
Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty mengatakan, berbagai sentimen mewarnai sejumlah grup emiten tersebut. Contohnya pada merger sejumlah BUMN karya yang menjadi sentimen positif dalam rangka efisiensi dan menyehatkan BUMN Karya yang kinerjanya sempat terkontraksi.
Selain itu, masuknya beberapa emiten ke Morgan Stanley Capital International Limited (MSCI) ataupun Financial Times Stock Exchange (FTSE) sehingga terjadi inflow dari investor foreign.
Dirinya melihat pada grup Barito, dengan masuknya PT Barito Renewables Energy (BREN) ke FTSE Global Equity Indonesia untuk kelompok kapitalisasi large cap menjadi sentiment positif sehingga investor foreign juga mulai melirik emiten ini.
Baca Juga: Didukung Insentif PPN DTP, Cek Rekomendasi Saham Bumi Serpong Damai (BSDE)
Selain itu, secara prospek, BREN juga fokus kepada energi hijau, di mana emiten tersebut terus melakukan ekspansi secara organik maupun non organik dengan mengakuisisi Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sidrap 1 dan meningkatkan kapasitas geothermalnya yang pada 2027 ditargetkan dapat sebesar 1.004 Megawatt.
Menurutnya, masing-masing saham memiliki sentimen yang berbeda, meskipun berada di grup yang sama yakni Barito grup. Namun biasanya, apabila ada sentimen memberikan dampak besar terhadap perusahaan tersebut, umumnya satu grup akan merasakan dampak positif meskipun ada yang merasakan dampak yang besar dan ada yang kecil.
"Tidak merata atau serta merta semua merasakan dampak yang sama," ujarnya.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Adaro (ADRO) yang Genjot Kinerja di Paruh Kedua 2024
Arinda pun menilai prospek kinerja pada BUMN seperti PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) akan tumbuh solid ke depannya. Prospek ini didukung oleh Indonesia sebagai populasi muslim terbesar di dunia serta adanya efek domino dari pemangkasan suku bunga The Fed. Fokus terhadap bidang digital juga menjadi salah satu yang menambah daya tarik BRIS.
Kemudian, pada grup Barito dirinya melihat kinerja pada BREN bakal moncer ke depannya. Pasalnya, BREN fokus ekspansi secara organik maupun non organik pada energi hijau seperti geothermal dan PLTA.
Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo menyampaikan bahwa sejumlah emiten grup usaha seperti BUMN dan Barito memang wajar memiliki nilai transaksi yang besar. Hal ini tercermin dari bank pelat merah yang memiliki untung besar dan rajin menebar dividen.
"Untungnya besar dan rajin bagi dividen itu sudah pasti jadi favorit. Asing pun banyak memegang saham ini," ucap Kiswoyo kepada Kontan, Jumat (30/8).
Baca Juga: Garap 3 Proyek Strategis Pengembangan Tambang dan hilirisasi, Cek Rekomendasi INCO
Sementara itu, ia juga menilai bahwa Barito Grup banyak dilirik investor lantaran memiliki aset-aset premium. Misalnya, pada anak usaha PT Barito Pacific Tbkj (BRPT) yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memiliki pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara.