kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Saham penyedia jasa restoran terkendala persaingan bisnis


Selasa, 18 September 2018 / 05:50 WIB
Saham penyedia jasa restoran terkendala persaingan bisnis


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 10 Oktober nanti, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan pemain baru dari sektor pengelola rumah makan. Adalah PT Jaya Bersama Indo, pengelola restoran The Duck King yang akan menawarkan saham perdana di harga Rp 505 untuk meraih dana segar Rp 259 miliar.

Kedatangan The Duck King akan meramaikan sektor jasa restoran di bursa. Sebelumnya sudah ada terlebih dahulu sudah ada PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sebagai pengelola rantai restoran KFC dan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) sebagai pengelola gerai Starbucks dan Krispy Kreme.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji melihat, emiten sektor penyedia jasa makanan memang mengalami tantangan persaingan bisnis. Hal tersebut membuat pergerakan saham kurang likuid.

“Ada banyak suplai peyedia jasa makanan, dan juga generasi milenial lebih tertarik untuk mencoba tempat-tempat tertentu. Kalau The Duck King mungkin lebih ke kelas menengah ke atas, namun FAST dan MABP saja yang semua kalangan juga, sahamnya masih belum menarik,” kata Nafan, Senin (17/9).

Secara teknikal, pergerakan volume kedua saham ini kurang likuid, sehingga trading jangka pendek pun tidak bisa untuk direkomendasikan.

Dari perbandingan valuasi menurut Nafan, price to earning ratio (PER) FAST sekitar 17,8 kali, MABP Per sekitar 33 kali. Sedangkan jika melihat tawaran The Duck King, maka PER perusahaan ini sekitar 32,69 kali.

“Para trader lebih menyukai pergerakan saham yang bergerak rata-rata. Jika kedua saham ini, dalam satu hari mereka bisa meningkat signifikan, namun dalam beberapa hari pergerakannya rendah. Sehingga para trader jatuhnya lebih cenderung melihat saham lain yang lebih likuid,” kata Nafan.

Senin (17/9), saham FAST ditutup dengan kenaikan menjadi Rp 1.745 per saham. Sedangkan harga MAPB di Rp 1.625 per saham.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×