kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.310.000   -177.000   -7,12%
  • USD/IDR 16.605   -5,00   -0,03%
  • IDX 8.153   -85,53   -1,04%
  • KOMPAS100 1.129   -15,68   -1,37%
  • LQ45 806   -13,59   -1,66%
  • ISSI 288   -1,98   -0,68%
  • IDX30 422   -6,44   -1,50%
  • IDXHIDIV20 481   -5,50   -1,13%
  • IDX80 125   -1,86   -1,47%
  • IDXV30 134   -0,30   -0,22%
  • IDXQ30 134   -1,81   -1,33%

BI Tahan Suku Bunga, Begini Proyeksi Rupiah hingga Akhir Tahun 2025


Rabu, 22 Oktober 2025 / 19:24 WIB
BI Tahan Suku Bunga, Begini Proyeksi Rupiah hingga Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Redam Gejolak-Petugas menghitung uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (29/09/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/29/09/2025. BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 4,75% pada Oktober 2025. Begini proyeksi Rupiah hingga akhir tahun.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 4,75% pada rapat dewan gubernur (RDG) BI Oktober 2025. Seiring dengan hal itu, rupiah diproyeksi berada di rentang Rp 16.000 – Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Adapun, pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (22/10/2025) rupiah di pasar spot ditutup menguat tipis 0,01% secara harian ke Rp 16.585 per dolar AS. Sedangkan berdasarkan Jisdor Bank Indonesia, rupiah melemah 0,17% secara harian ke posisi Rp 16.617 per dolar AS.   

Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo mengatakan, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan (BI-Rate) tetap di 4,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2025 memberikan respon yang cukup positif terhadap pergerakan Rupiah. 

Baca Juga: Bakal Terbitkan Surat Utang, Ini Rekomendasi Saham BUMA International (DOID)

“Penahanan suku bunga ini dianggap sebagai upaya Bank Indonesia untuk mempertahankan daya tarik aset dalam rupiah dan menjaga stabilitas di tengah tingginya ancaman global, terutama dari sisi kebijakan moneter The Fed,” ujar Sutopo kepada Kontan, Rabu (22/10). 

Sutopo menambahkan, proyeksi Rupiah di akhir tahun 2025 menampilkan beragam prediksi. Namun secara umum, rupiah diproyeksikan akan berada pada kisaran yang lebih stabil dibandingkan level saat ini. 

“Beberapa institusi keuangan memproyeksikan nilai tukar rupiah berada di sekitar Rp 16.100 per dolar AS pada penutupan tahun, yang mengimplikasikan adanya potensi penguatan dari posisi di pertengahan Oktober,” kata Sutopo.  

Sutopo bilang, analisis tersebut didasarkan pada ekspektasi melemahnya Indeks Dolar AS (DXY) dalam jangka menengah dan prospek bahwa The Fed kemungkinan tidak akan se-agresif yang melakukan intimidasi terhadap suku bunga. Atau bahkan mulai melonggarkan kebijakan moneter mereka lebih lanjut. 

Selain itu, Bank Indonesia berupaya untuk menjaga stabilitas dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah menjadi landasan bagi proyeksi penguatan ini. Meskipun pergerakan harian rupiah masih rentan terhadap batasan jangka pendek.

Sutopo menyebut sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan rupiah hingga akhir tahun dipengaruhi faktor eksternal dan domestik. Sentimen eksternal utama adalah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed). Dengan harapan akan memangkas suku bunga AS yang lebih lanjut pada akhir tahun dapat mengurangi daya tarik Dolar AS dan mendorong aliran modal asing masuk ke pasar negara berkembang seperti Indonesia 

Dinamika perang dagang AS-Tiongkok serta tensi geopolitik global juga akan terus menjadi perhatian. Karena perdagangan ini meningkatkan permintaan akan aset safe haven seperti Dolar AS yang secara langsung menekan Rupiah. 

Secara domestik, sentimen Rupiah akan dipengaruhi oleh ketahanan ekonomi fundamental (termasuk inflasi yang terkendali dalam target BI) dan upaya pemerintah melalui stimulus fiskal untuk memperkuat konsumsi dan lapangan kerja. Serta komitmen BI dalam intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar. 

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan pergerakan rupiah masih tertekan hingga akhir tahun karena tidak ada katalis positif. Menurutnya, kebijakan pelonggaran atau stimulus pemerintah dan pemangkasan suku bunga BI secara umum membuat likuiditas meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Lukman menyebut, sejumlah sentimen yang mempengaruhi nilai tukar rupiah masih dipengaruhi kebijakan tarif AS, terutama perang dagang antara AS dan China. “Apabila membaik tentunya bisa mendukung rupiah dan sebaliknya,” ucap Lukman.  

Sementara Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi semakin melemah jika ketegangan dagang semakin memanas dengan adanya potensi tambahan tarif hingga 100% untuk produk yang berasal dari China. 

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah berada di rentang antara Rp 16.000 – Rp 17.000 per dolar AS pada akhir tahun. Sedangkan Ibrahim memproyesksikan rupiah di level Rp 16.700 per dolar AS pada akhir tahun. Namun, jika konflik dagang AS – China memanas, rupiah berpotensi ke posisi Rp 16.900 per dolar AS pada akhir tahun 2025.

Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Akan Kembali Melemah pada Kamis (23/10)

Selanjutnya: Pakuwon Jati (PWON) Catat Marketing Sales Rp 903 Miliar per Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (23/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×