Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 April 2025, saham PT Medela Potentia Tbk. (MDLA) tercatat baru mengalami kenaikan terbatas. Dalam sebulan terakhir, saham MDLA naik tipis 1,6% ke angka Rp 190 per lembar.
Analis sekaligus VP Marketing, Strategy & Planning menilai pergerakan saham PT Medela Potentia Tbk. (MDLA) pasca IPO masih dibayangi sejumlah faktor fundamental, sentimen penggunaan dana IPO, serta kondisi pasar yang belum sepenuhnya kondusif.
Meskipun penawaran umum perdana (IPO) MDLA mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe) sebanyak enam kali dengan partisipasi sekitar 65 ribu investor saat masa bookbuilding, respon pasar tetap terbatas.
“Fundamental dan prioritas penggunaan IPO menjadi sentimen pada perdagangan MDLA. Sekitar 80% digunakan untuk pembayaran pinjaman pihak ketiga dari PT AAM, sementara 3% untuk pengembangan platform digital,” terang Audi kepada Kontan, (6/5).
Baca Juga: Medela (MDLA) Raup Rp 685 Miliar dari IPO, Fokus Perkuat Distribusi Produk Kesehatan
Oktavianus menyoroti bahwa dari sisi kinerja keuangan, MDLA masih berada di bawah rata-rata industri. Ia mencatat bahwa margin laba bersih (net profit margin/NPM) kuartalan MDLA tercatat sebesar 2,36%, lebih rendah dari rerata sektor yang mencapai 4,08%.
“Tren laba per saham (EPS) tahunan juga menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Pasar lebih berfokus pada realitas yang alami pertumbuhan dan solid di tengah ketidakpastian pasar,” ujarnya.
Meski begitu, Ia menilai MDLA dinilai tetap memiliki keunggulan kompetitif karena ekosistem yang terintegrasi dan skala distribusi nasional yang kuat.
“Valuasi saham MDLA masih tergolong menarik dengan price to earnings ratio (PER) di level 7,86 kali dan price to book value (PBV) sebesar 1,3 kali, yang berada di bawah rata-rata sektor,” jelasnya.
Secara teknikal, Audi menambahkan saham MDLA diperkirakan akan mengonfirmasi potensi penguatan menuju Rp 200 apabila mampu menembus batas atas area konsolidasinya (sideways) pada rentang Rp 187 - Rp 192.
Sebagai informasi, pada perdagangan Selasa (6/5) saham MDLA ditutup pada level Rp 190 per lembar, naik 0,53% dibandingkan hari sebelumnya.
Sependapat, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila juga menilai minimnya respon pasar terhadap MDLA disebabkan fundamental yang kurang menarik dan belum ada katalis yang mendukung secara sektoril.
Baca Juga: Berkenalan dengan Medela Potentia (MDLA), Emiten Penghuni Baru di BEI
“Net income growth memang menurun dan belum terlihat ada efisiensi operasional. Namun, MDLA masih memiliki prospek dari sisi pertumbuhan pendapatak karena bisa melakukan diversifikasi produk kesehatan lain dan strategi ekspansi,” ujarnya.
Ia menambahkan, keadaan investor saat ini masih berhari hati karena belum ada sentimen yang bisa menopang kinerja keuangan secara signifikan.
“Karena masih bergerak sideways, untuk sekarang rekomendasinya bisa wait and see dulu. Dalam jangka panjang, dengan asumsi adanya pertumbuhan laba bersih pada laporan keuangan per kuartal, ada potensi pergerakan ke level Rp 200,” tutup Indy.
Baca Juga: Saham MDLA Menguat Terbatas Pasca IPO, Begini Prospek Bisnisnya
Selanjutnya: Wall Street Melemah, Dibayangi Ancaman Tarif Trump untuk Sektor Farmasi
Menarik Dibaca: Alibaba Tetapkan Standar Baru AI Lewat Peluncuran Qwen3
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News